Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Pencemburu

  Seketika amarahmu meletup keras. Apapun usahaku membujukmu sedikit pun tak ada hirauan. Saat ini, aku mengaku kalah, aku belum menguasai jiwa terdasarmu. Aku masih kewalahan meredam gejolakmu. Kau bilang aku sepenuhnya terkuasai, semua gerak-gerik dengan baik kau pelajari. Emosiku yang sering tak stabil sudah terkendali olehmu. Ya, mungkin kamu adalah orang-orang teratas yang saat ini sangat baik dalam memahami, tapi belum sepenuhnya. Aku hanyalah seorang pencemburu. Sedikit disulut api saja akan terus membekas, layaknya kebakaran besar di ladang gambut. Terlalu riskan bicara soal hati, apalagi hati seorang wanita. Butuh menyelam ke dasar bertahun-tahun lamanya sampai kau tahu betapa rapuh konstruksi di dalamnya. Tak semua lelaki tahu akan hal itu, tak semuanya menyelam benar ke dasar hati. Disamping kepercayaanku yang menjadi taruhan, ketegasanmu aku minta dengan sangat. Kebijaksanaanmu yang aku idamkan. Dengan panjatan doa, aku hanya bisa menunggu ucapan manismu terwujud indah ke