Kisah ini dimulai hari Rabu malam, dua hari sebelum Hari Raya Qurban. Ibu sudah mepersiapkan bahan makanan untuk sahur pagi harinya. Setelah ditanyai, ketiga anak termasuk aku insyaAllah siap untuk melaksanakan puasa Arafah. Malam kian larut, seisi rumah sudah terlelap. Lain denganku yang masih mengutak-atik laptop dengan kesadaran 5 watt. Sempat tertidur dan terbangun jam 2 pagi. Pagi itu aku teringat akan rencana sahur, tetapi masih terlalu dini untuk membangunkan yang lain. Akhirnya aku memutuskan melanjutkan tidurku dan mensetting alarm jam empat pagi. Aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan setengah lima. Alarm yang sengaja dipasang sepertinya sama sekali tidak berbunyi. Tak ada yang membangunkan. Setelah bangun dan mulai sadar, Ibu bercerita bahwa beliau sebenarnya sudah bangun jam empat lalu segera memasak air. Belum ada tanda-tanda air mendidih tapi adzan Subuh sudah berkumandang. Misi semalam failed. Akhirnya hari itu aku dan yang lain berpuasa berbekal niat. Jam delapa