Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Solo wae ~ Masjid Agung Surakarta

Masjid Agung Surakarta. Menurut sejarahnya dulu, masjid ini bernama Masjid Ageng Keraton Hadiningrat. Dibangun oleh Pakubuwono III pada sekitar tahun 1749. Masjid yang letaknya berdekatan dengan alun-alun utara sekaligus Pasa Klewer ini memiliki posisi penting dalam penyebaran Agama Islam di Solo sampai sekarang. Pembangunan Masjid Agung jelas tidak terlepas dari peran penting yang dipegang oleh seorang raja pada saat itu. Jika dilihat dari bentuknya, sekilas Masjid ini memiliki kemiripan dengan masjid Agung di Jogja. Dari desain bentuk bangunannya hampir sama. Kalo kamu sedang berbelanja di pasar Klewer, belum afdol kalo belum ke Masjid Agung Kasunanan ini. Inilah beberapa gambar beberapa interior dari Masjid Agung Surakarta. Gerbang depan Masjid Agung. Tampak halaman depan Masjid. Diambil dari bagian sisi kiri Masjid. fotografer oleh Insannita, Maria Arum, dan Lalita Gilang

Solo wae ~ Keraton Kasunanan Surakarta

Kota Surakarta atau Solo pada awalnya merupakan wilayah kerajaan Mataram. Makanya kini terdapat banyak situs bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram di Surakarta. Keraton Kasunanan Surakarta masih ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun wisatawan mancanegara. Waktu itu, aku dan Nita mengunjungi keraton Solo dengan tujuan mengambil gambar interior dan eksterior keraton untuk memenuhi tugas fotografi diawal semester.    Jika kamu mau berkunjung masuk ke Keraton Solo, disarankan memakai sepatu, jangan memakai sandal jepit. Jika kamu memakai sandal, kamu akan diminta abdi dalem yang ada untuk melepasnya, istilahnya nyeker. Jik menilik ke dalam keraton, terdapat patung-patung, museum yang cukup luas, pendopo, dan beberapa lokasi yang tidak boleh wisatawan kunjungi. Ada garis pembatas dimana pengunjung boleh berkeliling, tidak semua seluk beluk keraton dapat leluasa pengunjung jelajahi. Disini dapat kita pelajari petilasan dan beberapa peninggalan jaman Keraton masih ber

Trans Mujigae Bandung

Cerita ini sudah ada sejak 2013 September. Aku akan menulis beberapa potongan sketsa cerita yang sedikit banyak ingat dan lupa. Waktu itu aku dan Mbadil sedang menjalani magang di Kota Bandung, tepatnya di Ideaimaji Advertising. Kami cukup dekat dengan beberapa karyawan disana, seperti Teh Dewi, Teh Hafiz (art director kami yang kami panggil dengan sebutan "teh") dan Mas Deden. Suatu ketika, aku, Mbadil, dan Teh Dewi berencana ke Trans Studio Mall yang letaknya berdampingan dengan Trans Studio Bandung. Karena harga tiket yag cukup mahal, kami hanya bisa berpoto di depan Trans Studio saja. Sedih juga, namun kami berencana untuk kesana lagi di lain kesempatan. Di Mall ini sedikit banyak kami, aku dan Mbadil membandingkan mall-mall yang ada di Solo. Salah satu interior yang cukup mencenangkan buatku. Totalitas. Setelah masuk dan berkeliling Mall, kami menuju Ciwalk Bandung. Kami tempuh jalanan Kota Bandung dengan sepeda motor. Sesampainya disana, kami berkeliling se

Solo wae ~ Ngarsopuro with Pasar Triwindu

Sedang mencari tempat hiburan gratis dengan bermacam jajanan yang dijajakkan? Atau sebatas tempat nongkrong anak-anak gaul? Atau mencari barang-barang antik puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu? Ini loh tempatnya, Ngarsopuro. Ngarsopuro hanyalah pedestrian depan Pura Mangkunegaran. Meski demikian, Ngarsopuro mempunyai view yang cukup menjual dengan tempat nongkrong asik bagi para kaum remaja terutama. Deretan makanan dan camilan tersedia cukup lengkap tersedia. Kalau ditanya waktu ramai kapan, jelas di malam hari terutama weekend. Ketika malam minggu tiba,  jalanan Ngarsopuro ditutup dan dijadikan Night Market. Banyak stand-stand jualan disini. Apa aja sih yang ada di Night Market Ngarsopuro itu? Dijual berbagai macam barang dari mulai fashion seperti baju batik, kaos khas Solo, rok batik, awul2. Dijual pula asessoris unik, pajangan rumah, barang-barang antik dan lain sebagainya. Bicara soal barang antik, di Ngarsopuro juga mempunyai pasar khusus untuk barang-barang antik,

Solo wae ~ Lembah Hijau Karanganyar

Bersama Simbah, dan Putri, bertiga bermain ke wisata Lembah Hijau yang sempat menjadi perbincangan di kampus beberapa waktu lalu. Seorang teman mengatakan, berfoto saat senja tiba viewnya bagus, ada kolam renang juga, tempat makan yang tidak biasa dan masih berbaur alam. Seperti apasih Lembah Hijau itu? Penasaran. Setelah menghadiri wisuda, dari ujung Universitas Muhammadiyah Surakarta, kami menuju Lembah Hijau yang terletak di Karanganyar. Setelah beberapa kali salah jalan, kami temukan juga wisata Lembah Hijau. Di pintu masuk terlihat tidak begitu ramai, tidak nampak tempat wisata malah. Hanya terlihat taman kecil dan gedung besar seperti pabrik yang kosong mlompong. Usai memarkir motor di depan gedung tersebut, kami masuk tanpa permisi. Entah memang masuk tidak dipungut biaya atau loket sudah tutup karena kami tiba sore hari. Semakin masuk ke dalam, kami menyusuri rintipan tanaman berpot besar memanjang menuju lokasi utama. Waktu itu kami bertemu dengan rombongan mahasiswa yang s

Solo wae ~ Balekambang yang Terkenang

Perkenalkan, ini adalah Taman Balekambang. Taman yang berlokasikan di dekat stadion Manahan Solo. Menurut info dari mbah Google, Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangkunegaran VII yang katanya dipersembahkan untuk kedua putrinya yaitu GRy Partini dan GRAy Partinah. Pada tahun 1970an taman ini diserahkan ke pemerintah dan dibuka untuk umum. Taman Balekambang. Salah satu tempat wisata keluarga yang menyejukkan. Salah satu rekomendasi bagi kamu yang mencari tempat idum, kamu yang jenuh dengan bau udara sibuk jalanan kota Solo. Mungkin dengan berkunjung kesini, kamu segera dapatkan inspirasi yang sedang dicari, atau kamu yang bosan dengan gaya fashion ala mall-mall kota dan mencari suasana alam baru sekitar Solo, Taman Balekambang bisa menjadi alternatifnya. Banyak anak muda berkunjung ke Taman asri ini sepulang sekolah. Setiap harinya, Balekambang juga terhitung cukup ramai pengunjung, apalagi saat weekend datang. Bagaimana tidak, tempat nyaman, sejuk, dan lapang ada disini.

Kebetulan?

Tidak menyangka aku lolos ujian masuk jurusan DKV tahun 2010 silam. Dengan membaca basmalah kuberanikan terjun dalam dunia desain, yang saat itu masih sangat awam bagiku. Aku kebetulan mendapatkan teman-teman spektakuler dari berbagai penjuru. Selain dari jurusan, kutemukan keluarga kedua dalam organisasi. Kebetulan juga mendapatkan hati yang cukup rumit diantara keduanya. Yap, pengalaman yang tak pernah bisa terbayar dengan apapun. Jika saja aku tak lolos masuk di jurusan ini, jelas belum tentu mendapat kebetulan yang luar biasa seperti apa yang kurasakan sampai sekarang. Apa iya hanya sebuah kebetulan? Tulisan ini kumulai dari kebetulan lolos ujian masuk jurusan DKV. Padahal sebelum itu juga banyak kebetulan yang terjadi. Kalo saja orang tuaku tidak memintaku mengambil jurusan yang berbau komputer, kalo saja bukan DKV jurusan yang saksak e kupilih, jelas lain ceritanya. Apa itu semua hanya kebetulan dari kebetulan? Sampai akhirnya aku diyakinkan bahwa di dunia ini tidak ada yang na

Tinta Emas

Lebih dari sekali ku reset programmu. Meskipun tak begitu handal, jemariku gatal mengutak atik ketika dirimu mulai lesu, tak bugar seperti biasa. Aku selalu bersedia menjadi tukang sampai kau kembali mau menuliskan tinta emas yang selalu kau banggakan. Kutanya mengapa kau sering tetiba kehilangan keseimbangan emas seperti sekarang? Dengan mudahnya kau butakan warnaku, sayang. Apa yang kulihat merah, kau cetak dengan hijau pudar. Meski demikian, akulah yang memilihmu, akulah pemilik ragamu. Walau tak semenarik dulu dan keseimbangan emasmu yang sering terguncang, aku tetap di sampingmu. Takkan kubiarkan empat tahun yang sudah terlewati dengan storyboard apik sang pencipta, mengikis kebanggaan yang akan selalu melekat pada dirimu. *terinspirasi dari printer yang menemani sejak awal kuliah

Oh Pasar Klewer

  Pasar Klewer. Kulihat puing-puing bangunan yang habis sudah diluluh lantakkan oleh kemarahan api malam itu. Kenangan yang semakin terpendam seketika muncul ke permukaan. Diluar dari unsur kesengajaan atau tidak, ratusan penjual di dalamnya menelan kerugian yang tidak sedikit. Ratusan kios hangus, sandang pakaian di dalamnya lenyap, uang yang sengaja ditinggal sudah jadi debu hitam, dan harapan yang sudah dibangun sejak puluhan tahun yang lalu hangus seketika dalam semalam. Entah berapa triliun kerugian atas semua kejadian yang orang bilang karena unsur kesengajaan ini. Adilkah jika kejadian ini karena oknum yang berdalih untuk membangun kembali pasar yang terhitung ruwet ini? Tidak adakah cara selain sengaja membakar semua peluh keringat para pedagang yang telah mengucur deras sejak puluhan tahun lalu? Inikah jalan terbaik untuk segera ada pembaharuan  pasar yang menjadi salah satu icon di kota Solo ini? Ya, semua pertanyaan yang terlontar menjurus tentang adanya campur tangan pemeri

Is That Hurt?

Kuamati rangkaian karangan bunga kian layu dimakan waktu. Kulihat mereka bahagia dengan gelar kecantikan yang diberikan oleh sang pencipta. Bagaimana tidak, hidupnya untuk membuat orang lain merasa dicintai bukan? Dia rela meskipun tau hidupnya hanya bertahan beberapa hari ketika sudah dipetik dari tangkai utamanya. Bukankah kecantikannya memang tidak bertahan lama? Hidup bunga menjadi singkat karena kebutuhan manusia. Perjalanan yang cukup panjang dari pertemuan awal putik dan benangsari. Perjalanan yang cukup panjang pula hingga akhirnya layak diperjualbelikan. Florist yang semakin laris setiap ramai acara upacara resmi, seperti wisuda, bahkan sampai acara kematian. Apakah tugas utama bunga hanya untuk syarat pemberian ucapan? Apapun itu, mereka pasrah dengan apa yang telah ditakdirkanNya. Jelas saja, mereka tidak memiliki daya berontak layaknya manusia. Dengan mengorbankan kecantikannya, mereka rela dibuang begitu saja atau perlahan mati membusuk. Apa iya cantik itu menyakitkan?

Beauty Inside

Seumur-umur baru kali ini aku secara langsung menggunakan alat deteksi uang palsu. Terus terang aku yang hanya gadis desa ini terpana melihat gambar layaknya hologram menempel di mata uang rupiah 100.000. Itupun hanya bisa terlihat pada satu sisi, sisi sebaliknya tak ada yang brsinar, hanya terlihat uang biasa tersinari lampu biru yang cukup remang. Selain kode uang dan gedung MPR yang nampak bersinar, cantiknya wajah Indonesia juga terpancar dari dalam. Aku masih saja takjub. Bagaimana tidak? Aku sudah berkali-kali menerawang dan meraba sudut demi sudut lembaran kertas bernilai satuan tertinggi itu, tapi tak ada yang nampak istimewa sedikitpun. Bagaimana caranya kode tersembunyi itu dibuat ya? Alat canggih seperti apa yang bisa membuatnya? Apa mungkin Doraemon? Aku bergumam sendiri. Imaji takjub ini mengingatkanku, karna keindahan dari dalam memang tak ada duanya . Tak ada yang menyangka dibalik kesederhanaan pada diri seseorang tersimpan banyak keindahan di dalamnya. Siapa yang ta

Tips Make up Pra Wisuda

Aku mau berbagi sedikit pengalaman tentang make up wisuda nih. Ini penting banget lho apalagi untuk para kaum wanita. Yang butuh ini itu, butuh sanggul mungkin, padu padan warna baju dan mix match dari atas kepala sampai ujung kaki. Dulu sempat terkejut mendengar cerita mbak-mbak kos yang rela bangun jam 2 dini hari untuk antri dandan di jadwal wisuda yang baru dimulai sekitar setengah 8 pagi. Betapa riweuh nya orang mau wisuda. Jam 2 sudah dandan, belum lagi nanti nglewati shalat Subuh, belum lagi harus menahan kantuk dan tetap tegap duduk karena riasan dua jam bisa blepotan kalau tidur. Alhamdulillah wisuda kemarin aku dapet jadwal siang, jadi masalah waktu dandan berdandan lumayan teratasi. Namun aku terpaksa make up dua kali karena make up pertama tidak memuaskan. Satu jam sudah terbuang sia-sia. Aku kurang puas dengan riasannya. Termasuk dandanan jilbab yang harus ditusuk berbagai penjuru dan berbagai macam jarum yang berjumlah tiga puluhan. First ~ with Nana

Solo wae ~ Malam Berhiaskan Lampion

Tiap tahun saat Imlek tiba, Pasar Gedhe dihiasi pernak-pernik lampion merah. Jalan depan Bank Indonesia sampai ke Pasar Gedhe berderet lampion berbentuk hewan seperti ayam, kera, anjing, dan lain lain yang menyimbolkan shio atau zodiac versi Tionghoa. Sepulangnya dari piknik ke Pacitan, Tante Ida, Mbak Sisri dan Vita mengajak untuk berkeliling berfoto dengan keriuhan orang mencumbu malam dengan hiasan lampion. Malam itu keramaian orang lebih padat dari biasanya. Selain malam minggu, malam itu bertepatan dengan acara pawai tari tradisional. Beberapa jalan ditutup untuk perhelatan acara tersebut. Tugu Jam Pasar Gedhe Solo. Bersama gagahnya patung Brigadir Jenderal Slamet Riyadi. Yap, Solo gudangnya acara. Tak jarang demi acara-acara berlangsung dengan lancar, lalu lintas jalan harus rela ditutup dan dialihkan. Selagi event yang akan diadakan berdampak positif, sebagai salah warga Solo kita wajib mendukung bukan?

Berjubel di Konser SO7

Akhir tahun 2014 Solo dikejutkan dengan isu konser Sheila On Seven. Acara ini dikabarkan untuk memeriahkan hari ulang tahun UNS dengan acara bertajuk Closing Ceremony Artefac Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS . Teman-teman yang nota bene pecinta lagu SO7 sangat antusias mengikuti info terbaru tentang kapan dan dimana pelaksanaan konser. Walau tidak memiliki cap Sheila gank, dan tak banyak hafal lagunya, akupun ikut hanyut dalam keriuhan teman-teman yang tidak sabar menyambut Band yang selalu terlihat muda itu. Informasi awal mengatakan bahwa konser akan diselenggarakan di Stadion UNS. Beberapa minggu kemudian berganti di Stadion Sriwedari dengan alasan Pak Jokowi akan menyambangi UNS dalam acara memeriahkan semarak hari ulang tahun Universitas Sebelas Maret. Dan sebagai konsekuensinya, H- Pak Jokowi datang, UNS harus Clear Area. Parahnya lagi, beberapa hari sebelum hari H, tempat penyelenggaan konser kembali diganti, kali ini berpindah ke Mangkunegaran dengan alasan stadion Sriwedari

Pantai Pacitan

Jika sebelumnya kebanyakan destinasi dari deretan pantai di Gunung Kidul, kini akan kubawa kamu menuju pantai tak kalah asik di Pacitan. Aku bersama rombongan DKV berencana camping di Pantai Kijingan Pacitan. Karena hari keberangkatan hari Jumat, kami memutuskan berangkat setelah jumatan usai. Namun lagi-lagi estimasi molor kurang, akhirnya kami berangkat jam 3-an dari Solo. Karena hari mulai gelap, jika dipaksakan ke Pantai Kijingan akan semakin malam. Melenceng dari rencana awal, kami akhirnya bermalam di pinggir pantai terdekat dari jarak kami waktu itu, Pantai Klayar. Kami sampai di Klayar sekitar jam 7 malam,  jadi jangan tanya dulu bagaimana pemandangannya waktu itu. Pusing dan agak mual karena jalanan terakhir cukup terjal dilewati. Sejenak rombongan berenambelas beristirahat sembari menikmati riuhnya deburan ombak dan hembusan angin sepoi malam itu sebelum akhirnya mendirikan tenda. Ada 2 tenda yang kami bawa, setelah selesai mendirikan tenda, kami beberes shalat dan bersih-b