Pasar Klewer. Kulihat puing-puing bangunan yang habis sudah diluluh lantakkan oleh kemarahan api malam itu. Kenangan yang semakin terpendam seketika muncul ke permukaan. Diluar dari unsur kesengajaan atau tidak, ratusan penjual di dalamnya menelan kerugian yang tidak sedikit. Ratusan kios hangus, sandang pakaian di dalamnya lenyap, uang yang sengaja ditinggal sudah jadi debu hitam, dan harapan yang sudah dibangun sejak puluhan tahun yang lalu hangus seketika dalam semalam. Entah berapa triliun kerugian atas semua kejadian yang orang bilang karena unsur kesengajaan ini.
Adilkah jika kejadian ini karena oknum yang berdalih untuk membangun kembali pasar yang terhitung ruwet ini? Tidak adakah cara selain sengaja membakar semua peluh keringat para pedagang yang telah mengucur deras sejak puluhan tahun lalu? Inikah jalan terbaik untuk segera ada pembaharuan pasar yang menjadi salah satu icon di kota Solo ini? Ya, semua pertanyaan yang terlontar menjurus tentang adanya campur tangan pemerintah.
Kekecewaan yang berlarut-larut tidak akan mampu membuat keadaan menjadi lebih baik. Ratusan pedagang Klewer harus segera bangkit dari keterpurukan dan malapetaka yang sudah terjadi. Ada beberapa spot yang dijadikan pasar sementara. Selain ada pedagang yang masih menempati kios yang terselamatkan, pedagang pasar Klewer disediakan tempat di alun-alun utara dan sekitaran Benteng Vastenberg. Sengaja kemarin aku mampir ke tiga tempat pecahan Klewer itu untuk mencari kaos lusinan. Awalnya aku mendatangi pasar Klewer di sekitar Benteng Vastenberg. Aku dan temanku bingung mencari tempat parkir didekat pasar tidak permanen itu. Akhirnya kami asal parkir di tempat yang agak lengang di sana. Setelah parkir, kami menjelajahi isi pasar yang ternyata tidak begitu besar. Sepi. Banyak pedagang yang menjadi 'buas' karena jarangnya pengunjung yang datang hari itu. Kami tak tega melihatnya. Keadaan yang tidak beda jauh dengan pedagang di alun-alun utara. Raut kuyu masih jelas kami tangkap di kebanyakan dari mereka. Ya, mereka masih berusaha merangkak menopang tubuh yang sempat lemas sebelum akhirnya berlari lagi.
Mereka sepertinya sudah lelah berdemo dengan siapapun yang mendengarnya. Pro kontra sudah samar diperbincangkan. Yang mereka inginkan hanyalah bangkit dari keterpurukan. Mengikhlaskan dan sabar menjadi kuncinya. Aku yang melihat keadaan tersebut hanya bisa berdoa, semoga malapetaka yang telah terjadi semakin menguatkan iman mereka untuk selalu maju. Dan apapun yang akan terjadi dengan pasar Klewer nanti, semoga mampu memberikan banyak manfaat untuk pedagang maupun pembelinya. Aamiin.
Adilkah jika kejadian ini karena oknum yang berdalih untuk membangun kembali pasar yang terhitung ruwet ini? Tidak adakah cara selain sengaja membakar semua peluh keringat para pedagang yang telah mengucur deras sejak puluhan tahun lalu? Inikah jalan terbaik untuk segera ada pembaharuan pasar yang menjadi salah satu icon di kota Solo ini? Ya, semua pertanyaan yang terlontar menjurus tentang adanya campur tangan pemerintah.
Kekecewaan yang berlarut-larut tidak akan mampu membuat keadaan menjadi lebih baik. Ratusan pedagang Klewer harus segera bangkit dari keterpurukan dan malapetaka yang sudah terjadi. Ada beberapa spot yang dijadikan pasar sementara. Selain ada pedagang yang masih menempati kios yang terselamatkan, pedagang pasar Klewer disediakan tempat di alun-alun utara dan sekitaran Benteng Vastenberg. Sengaja kemarin aku mampir ke tiga tempat pecahan Klewer itu untuk mencari kaos lusinan. Awalnya aku mendatangi pasar Klewer di sekitar Benteng Vastenberg. Aku dan temanku bingung mencari tempat parkir didekat pasar tidak permanen itu. Akhirnya kami asal parkir di tempat yang agak lengang di sana. Setelah parkir, kami menjelajahi isi pasar yang ternyata tidak begitu besar. Sepi. Banyak pedagang yang menjadi 'buas' karena jarangnya pengunjung yang datang hari itu. Kami tak tega melihatnya. Keadaan yang tidak beda jauh dengan pedagang di alun-alun utara. Raut kuyu masih jelas kami tangkap di kebanyakan dari mereka. Ya, mereka masih berusaha merangkak menopang tubuh yang sempat lemas sebelum akhirnya berlari lagi.
Mereka sepertinya sudah lelah berdemo dengan siapapun yang mendengarnya. Pro kontra sudah samar diperbincangkan. Yang mereka inginkan hanyalah bangkit dari keterpurukan. Mengikhlaskan dan sabar menjadi kuncinya. Aku yang melihat keadaan tersebut hanya bisa berdoa, semoga malapetaka yang telah terjadi semakin menguatkan iman mereka untuk selalu maju. Dan apapun yang akan terjadi dengan pasar Klewer nanti, semoga mampu memberikan banyak manfaat untuk pedagang maupun pembelinya. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar