Jika sebelumnya kebanyakan destinasi dari deretan pantai di Gunung Kidul, kini akan kubawa kamu menuju pantai tak kalah asik di Pacitan. Aku bersama rombongan DKV berencana camping di Pantai Kijingan Pacitan. Karena hari keberangkatan hari Jumat, kami memutuskan berangkat setelah jumatan usai. Namun lagi-lagi estimasi molor kurang, akhirnya kami berangkat jam 3-an dari Solo. Karena hari mulai gelap, jika dipaksakan ke Pantai Kijingan akan semakin malam. Melenceng dari rencana awal, kami akhirnya bermalam di pinggir pantai terdekat dari jarak kami waktu itu, Pantai Klayar.
Kami sampai di Klayar sekitar jam 7 malam, jadi jangan tanya dulu bagaimana pemandangannya waktu itu. Pusing dan agak mual karena jalanan terakhir cukup terjal dilewati. Sejenak rombongan berenambelas beristirahat sembari menikmati riuhnya deburan ombak dan hembusan angin sepoi malam itu sebelum akhirnya mendirikan tenda. Ada 2 tenda yang kami bawa, setelah selesai mendirikan tenda, kami beberes shalat dan bersih-bersih, bersiap untuk manggang memanggang. Untuk menekan biaya, kami sengaja membawa lauk dan nasi untuk makan malam. Cuaca cukup mendukung malam itu, kayu bakar yang kami sediakan untuk api unggun pun dapat dipakai sebagaimana mestinya.
Semakin malam air kian meninggi, hampir mencapai tenda-tenda kami. Selain kami, malam itu juga ada beberapa rombongan lain berdatangan untuk camping. Disamping tenda dan perlengkapan bakaran, terdengar pula semangat nyanyian orang-orang tenda samping dengan iringan gitarnya. Karena kami datang malam hari, kami tidak dikenai biaya masuk atau parkir mobil.
Setelah lauk setengah matang sudah matang, kami segera mengisi perut yang sudah menahan lapar sejak sore tadi. Satu hal yang masih kurang, air putih. Untuk kamu yang ingin berkemping ria, usahakan bawa air putih banyak. Karena selain untuk minum, air putih bisa kamu pakai untuk merebus sesuatu. Malam kian larut, aku dan Ipeh duduk menatap laut dan menikmati bintang-bintang bertaburan di atas kepala kami. Indah. Tak lama dari itu, kami pindah menuju tenda lalu merebahkan tubuh dan tidur, kami siap menyambut fajar esok hari.
Waktu subuh kami mulai bangun, banyak wisatawan yang mulai berdatangan lagi. Setelah cuci muka dan lain lain, beberapa dari kami memasak air dengan kompor kecil yang sengaja dibawa. Fajar sebentar lagi semakin jelas terlihat, ah sayang senja kemarin belum sempat kunikmati. Kami memutuskan untuk merapihkan tenda sebelum berirama dengan pantai
Dan inilah, Pantai Klayar. Bukan tujuan awal kami memang, tapi kami sangat menikmati detik demi detik yang kami habiskan bersama. Bahagia. Setelah puas bermain dan berfoto bersama, kami segera membersihkan diri dan bergegas meninggalkan pantai Klayar yang sudah mulai pasang lagi. Selamat tinggal Klayar. Terimakasih.
Sebelum on the way Solo, kami sempatkan mampir ke satu pantai lagi sesuai rembugan teman-teman. Setelah Pantai Klayar, kali ini kami memilih Pantai Banyu Tibo (Air Terjun). Disini kami terbelalak melihat perpaduan antara tebing yang terdapat air terjun, pantai, dan birunya laut yang mencolok. Disini kami hanya singgah sebentar, menikmati keindahan pantai dan berfoto-foto seadanya. Halo Banyu Tibo, anyonghaseyo.
Sebelum ke Banyu Tibo, ada pilihan lain ke Pantai Buyutan,
banyak orang yang berkomentar Buyutan indah banget, tapi kami belum
sempat menjelajahinya, semoga bisa dilain kesempatan.
Itulah sekelumit cerita beberapa pantai di Pacitan, bagi kamu yang ingin suasana pantai selain Gunung Kidul, deretan pantai Pacitan sangat direkomendasikan. Selamat bersenang-senang :)
Gambar diambil oleh 3 fotografer : Nani Adilla Haqi, Tiara Meidiyani, dan Muh. Syaifun Nur (DKV UNS)
Kami sampai di Klayar sekitar jam 7 malam, jadi jangan tanya dulu bagaimana pemandangannya waktu itu. Pusing dan agak mual karena jalanan terakhir cukup terjal dilewati. Sejenak rombongan berenambelas beristirahat sembari menikmati riuhnya deburan ombak dan hembusan angin sepoi malam itu sebelum akhirnya mendirikan tenda. Ada 2 tenda yang kami bawa, setelah selesai mendirikan tenda, kami beberes shalat dan bersih-bersih, bersiap untuk manggang memanggang. Untuk menekan biaya, kami sengaja membawa lauk dan nasi untuk makan malam. Cuaca cukup mendukung malam itu, kayu bakar yang kami sediakan untuk api unggun pun dapat dipakai sebagaimana mestinya.
Semakin malam air kian meninggi, hampir mencapai tenda-tenda kami. Selain kami, malam itu juga ada beberapa rombongan lain berdatangan untuk camping. Disamping tenda dan perlengkapan bakaran, terdengar pula semangat nyanyian orang-orang tenda samping dengan iringan gitarnya. Karena kami datang malam hari, kami tidak dikenai biaya masuk atau parkir mobil.
Setelah lauk setengah matang sudah matang, kami segera mengisi perut yang sudah menahan lapar sejak sore tadi. Satu hal yang masih kurang, air putih. Untuk kamu yang ingin berkemping ria, usahakan bawa air putih banyak. Karena selain untuk minum, air putih bisa kamu pakai untuk merebus sesuatu. Malam kian larut, aku dan Ipeh duduk menatap laut dan menikmati bintang-bintang bertaburan di atas kepala kami. Indah. Tak lama dari itu, kami pindah menuju tenda lalu merebahkan tubuh dan tidur, kami siap menyambut fajar esok hari.
Waktu subuh kami mulai bangun, banyak wisatawan yang mulai berdatangan lagi. Setelah cuci muka dan lain lain, beberapa dari kami memasak air dengan kompor kecil yang sengaja dibawa. Fajar sebentar lagi semakin jelas terlihat, ah sayang senja kemarin belum sempat kunikmati. Kami memutuskan untuk merapihkan tenda sebelum berirama dengan pantai
Dan inilah, Pantai Klayar. Bukan tujuan awal kami memang, tapi kami sangat menikmati detik demi detik yang kami habiskan bersama. Bahagia. Setelah puas bermain dan berfoto bersama, kami segera membersihkan diri dan bergegas meninggalkan pantai Klayar yang sudah mulai pasang lagi. Selamat tinggal Klayar. Terimakasih.
Sebelum on the way Solo, kami sempatkan mampir ke satu pantai lagi sesuai rembugan teman-teman. Setelah Pantai Klayar, kali ini kami memilih Pantai Banyu Tibo (Air Terjun). Disini kami terbelalak melihat perpaduan antara tebing yang terdapat air terjun, pantai, dan birunya laut yang mencolok. Disini kami hanya singgah sebentar, menikmati keindahan pantai dan berfoto-foto seadanya. Halo Banyu Tibo, anyonghaseyo.
Itulah sekelumit cerita beberapa pantai di Pacitan, bagi kamu yang ingin suasana pantai selain Gunung Kidul, deretan pantai Pacitan sangat direkomendasikan. Selamat bersenang-senang :)
Gambar diambil oleh 3 fotografer : Nani Adilla Haqi, Tiara Meidiyani, dan Muh. Syaifun Nur (DKV UNS)
Komentar
Posting Komentar