Setelah
berdoa bersama agar keselamatan selalu menyertai sampai Solo nanti, akhirnya kami
mulai menjalankan motor-motor petualang ini dengan ritme yang sudah
direncanakan. Kecepatan maksimal adalah 60-70 km/jam, jangan sampai ada
rombongan yang terpisah. Perhatikan teman di depan dan belakang kalian. Kami
siap melaju.
Perjalanan
pulang dari Moga Pemalang adalah hari Jumat, setelah kurang lebih 2 jam kami berhenti
di salah satu masjid terdekat yang baru direnovasi saat itu. Untuk para wanita
petualang berkeliling mencari mushola yang tak dipakai untuk shalat jumat.
Alhasil ditemukan juga mushola di sebuah sekolah dekat masjid. Pintu tertutup.
Kami amati ruangan yang diberi plat ‘Mushola’ itu, ternyata rumah yang berpenghuni.
Ibu tuan rumah yang keluar menemui kami mempersilahkan untuk shalat di
rumahnya. Kami dibuatkan es sirup lengkap dengan berbagai macam makanan kecil.
Kami pun cerita banyak soal touring Solo – Brebes yang sedang kami lalui. Beliau
mengatakan bahwa teringat anaknya yang sedah berkeluarga nun jauh disana.
Terimakasih Ibu sudah mempersilahkan kami masuk.
Selesai
shalat dan beristirahat secukupnya, perjalanan pun dilanjutkan. Sekitar 2 jam
menyusuri jalanan, kami berhenti sejenak di Pom untuk mengusir dahaga para
motor sembari melemaskan bokong yang mulai kaku karena selalu lengket dengan
jok motor. Entah daerah mana, tapi yang kami tau Pom yang satu ini sangat unik.
Ada kolam ikan yang tak biasa, terdapat ikan raksasa berwarna hitam yang
berukuran hampir seperti manusia dewasa. Mata kami terbelalak melihatnya.
Sebentar setelah itu perjalanan kami lanjutkan kembali. Kali ini kecepatan
rata-rata 70 km/jam.
Sampailah
di alun-alun Wonosobo. Selain penjual yang banyak, fasilitas alun-alun ini
sangat beragam. Jalur untuk lari-lari, sepeda dua tempat duduk yang disewakan
(5000 per 2 putaran), gazebo untuk komunitas break dance, mading yang menyajikan informasi dan sejarah berkaitan
dengan alun-alun, sampai pertunjukan kethek
ogleng ada disini. Setelah puas menikmati suasana alun-alun yang berbeda dan
mencicipi beberapa makanan kami melanjutkan petualangan yang mulai gelap ini.
Pemberhentian
selanjutnya adalah perbatasan Wonosobo yang masih alami. Suhu dingin pegunungan
sangat terasa. Setelah puas dengan foto-foto sampai mendekati gunung walaupun
tetap jauh, rombongan melanjutkan perjalanan kembali. Suhu yang tadinya dingin
membekukan, berangsur-angsur berkurang.
Sampai pada akhirnya kami menyelusuri hutan misterius, jalan pintas yang pernah kami bicarakan sebelumnya. Dengan peta ala kadarnya dan insting top leader yang ditunjang dengan banyak bertanya warga dipinggiran jalan, kami memberanikan diri untuk menyusuri hutan tersebut. Awal masuk hutan, jalan yang dilalui baru setengah diaspal dan masih ada yang belum selesai, itupun jarak beberapa puluh meter saja. Jalan seterusnya adalah jalan yang benar-benar masih terjal khas pegunungan, tak ada penerangan apapun dan kanan-kiri jurang. Gelap, sunyi senyap. Sekitar beberapa puluh menit kami masuk ke dalam hutan pegunungan, kami tak kunjung menemukan tanda-tanda kehidupan, kami semakin tegang. Karena hawa yang semakin tak nyaman dan medan terjal jalanan yang semakin mengerikan, akhirnya top leader memutuskan untuk kembali ke jalan yang semestinya, bukan asal menjajal jalan pintas.
Sesampainya
di jalan awal sebelum masuk hutan, kami pun segera beristirahat dan sekalian mencari
tempat makan. Kami banyak bercerita soal jalan hutan yang misterius tadi.
Pengalaman yang menegangkan. Setelah lumayan tenang, rombongan segera
melanjutkan laku. Malam kian menyelimuti perjalanan kami lengkap dengan hawa
dinginnya. Beberapa jam kemudian, rombongan disuruh berhenti, ternyata bensin
motor pasangan Wisnu - Danu habis dan mati dijalan, mereka tertinggal jauh dibelakang.
Setelah itu rombongan beristirahat beberapa kali di Alfa / Indo, dan sekali di
masjid untuk menjama’ shalat kami.
Perjalanan
pulang bisa dibilang cukup sukses, tak ada kendala yang berarti. Semua
rombongan masih utuh, Alhamdulillah kami selamat sampai tujuan. Sampai kampus UNS
kira-kira jam 2 dini hari. Akhirnya kami berhasil menakhlukkan jalanan Solo - Brebes.
Rasa puas dan bangga pada kami kali ini tak akan terbayar dengan apapun. Banyak
pengalaman yang didapat, banyak pelajaran yang diambil. Berharap akan ada
petualangan yang luar biasa lagi nantinya.
Komentar
Posting Komentar