Waktu masih kecil aku sempat berpikir dunia orang dewasa itu simple, masalah yang terjadi adalah masalah yang sebenarnya mudah diselesaikan dan tidak terlalu menguras pikiran. Yang penting intinya masalah yang terjadi diselesaikan dengan kepala dingin dan saling menghargai.
Mungkin benar bahwa setiap penyelesaian masalah hanya butuh sikap menghargai dari kedua belah pihak dan dengan kepala dingin. Tapi kini ketika aku berjalan menuju dewasa, banyak masalah dari arah yang tidak terduga silih berganti menghampiri.
Kali ini aku merasakannya, yang sekarang aku tahu, menyelesaikan masalah tidaklah segampang pikiranku semasa kecil. Tidak semua orang bersedia meminta maaf terlebih dahulu, pun tidak semua orang mudah memaafkan. Tidak semua orang sanggup melapangkan dada atas musibah yang ditimpa akibat kecerobohan orang lain. Tidak semua orang berkepala dingin. Tidak semua orang mau mengalah, sama sepertiku sewaktu kecil bahkan saat ini. Tidak semua orang mau disatukan dengan jalan damai dan tetap bersi keras dirinya lah yang paling benar. Beberapa orang malah rela berbohong untuk melindungi pendapatnya.
Ya, ternyata sikap kekanakan seperti tak mau mengalah dan keras kepala tidak hanya ada ketika kita masih kecil. Sikap itu seakan tumbuh sebagai tumbuhan parasit yang melekat bersama pertambahan usia kita. Tinggal kemauan dari kita mau menghilangkan atau tidak tumbuhan parasit yang menempel pada diri manusia itu.
Semoga masalah yang terjadi pada kita saat ini, dan yang akan terjadi di depan nanti dapat terselesaikan dengan baik. Yang paling bijak adalah belajar dari masalah. Menjadikan masalah yang datang silih berganti sebagai pelajaran dan proses pembelajaran hidup. Karena hidup harus terus berjalan seiring dengan waktu.
Mungkin benar bahwa setiap penyelesaian masalah hanya butuh sikap menghargai dari kedua belah pihak dan dengan kepala dingin. Tapi kini ketika aku berjalan menuju dewasa, banyak masalah dari arah yang tidak terduga silih berganti menghampiri.
Kali ini aku merasakannya, yang sekarang aku tahu, menyelesaikan masalah tidaklah segampang pikiranku semasa kecil. Tidak semua orang bersedia meminta maaf terlebih dahulu, pun tidak semua orang mudah memaafkan. Tidak semua orang sanggup melapangkan dada atas musibah yang ditimpa akibat kecerobohan orang lain. Tidak semua orang berkepala dingin. Tidak semua orang mau mengalah, sama sepertiku sewaktu kecil bahkan saat ini. Tidak semua orang mau disatukan dengan jalan damai dan tetap bersi keras dirinya lah yang paling benar. Beberapa orang malah rela berbohong untuk melindungi pendapatnya.
Ya, ternyata sikap kekanakan seperti tak mau mengalah dan keras kepala tidak hanya ada ketika kita masih kecil. Sikap itu seakan tumbuh sebagai tumbuhan parasit yang melekat bersama pertambahan usia kita. Tinggal kemauan dari kita mau menghilangkan atau tidak tumbuhan parasit yang menempel pada diri manusia itu.
Semoga masalah yang terjadi pada kita saat ini, dan yang akan terjadi di depan nanti dapat terselesaikan dengan baik. Yang paling bijak adalah belajar dari masalah. Menjadikan masalah yang datang silih berganti sebagai pelajaran dan proses pembelajaran hidup. Karena hidup harus terus berjalan seiring dengan waktu.
Komentar
Posting Komentar