Baru-baru ini RT ku kedatangan penduduk baru. Gadis cilik pindahan dari kota Surabaya bernama Santi. Umurnya 8 tahun dengan tinggi badan kisaran 1 meter lebih beberapa senti. Tubuhnya kurus, kulitnya sawo matang, terlalu matang malah. Rambutya berwarna coklat kemerahan, mungkin warna alami berkat sengatan matahari saat bermain bersamanya. Surabaya juga kota yang cukup panas bukan?
Tak ada yang tahu pasti kehidupan Santi di Surabaya seperti apa. Orang bilang dia dititipkan ke budhenya disini karena ibunya menjadi TKW di luar negeri, dan ayahnya entah dimana dan mengapa.
Santi termasuk genduk yang penurut, dia sangat membantu pekerjaan rumah budhenya. Dari memasak, menyapu dan mencuci piring dan pakaian bisa dia lakonkan dengan baik. Budhenya mempunyai warung di pinggiran sungai, dia juga terkadang menyusul budhenya di sana untuk bantu-bantu. Anak laki-laki berusia 3 tahun diatasnya lah yang selalu menemaninya bermain, anak semata wayang dari budhenya itu.
Segera saja Santi dimasukkan di SD terdekat, satu sekolah dengan Dimas, kakak sepupunya. Tiap pagi ibunya Dimas selalu mengantarkan kedua anak ini ke sekolahan. Tak butuh waktu lama Santi pun dikenal oleh tetangga sekitar rumah. Dia mulai bersosialisasi dengan yang lain.
Walaupun tubunya kecil dan terlihat ringkih, dia anak yang cukup tomboy, ditambah dengan potongan rambut pendek mirip model anak laki-laki. Gadis cilik yang terhitung cukup pendiam ini cepat berbaur dengan anak-anak sebaya disini. Dia mengerti dan bisa berbahasa jawa dengan fasih, tak ada kendalq perbedaan bahasa. Anak-anak seumurannya menyambut baik gadis cilik asal Surabaya ini.
Halo Santi, salam kenal.
(kisah ini terinspirasi dari kisah nyata)
baca selanjutnya http://dodelias.blogspot.com/2012/09/santi-curhat.html
Tak ada yang tahu pasti kehidupan Santi di Surabaya seperti apa. Orang bilang dia dititipkan ke budhenya disini karena ibunya menjadi TKW di luar negeri, dan ayahnya entah dimana dan mengapa.
Santi termasuk genduk yang penurut, dia sangat membantu pekerjaan rumah budhenya. Dari memasak, menyapu dan mencuci piring dan pakaian bisa dia lakonkan dengan baik. Budhenya mempunyai warung di pinggiran sungai, dia juga terkadang menyusul budhenya di sana untuk bantu-bantu. Anak laki-laki berusia 3 tahun diatasnya lah yang selalu menemaninya bermain, anak semata wayang dari budhenya itu.
Segera saja Santi dimasukkan di SD terdekat, satu sekolah dengan Dimas, kakak sepupunya. Tiap pagi ibunya Dimas selalu mengantarkan kedua anak ini ke sekolahan. Tak butuh waktu lama Santi pun dikenal oleh tetangga sekitar rumah. Dia mulai bersosialisasi dengan yang lain.
Walaupun tubunya kecil dan terlihat ringkih, dia anak yang cukup tomboy, ditambah dengan potongan rambut pendek mirip model anak laki-laki. Gadis cilik yang terhitung cukup pendiam ini cepat berbaur dengan anak-anak sebaya disini. Dia mengerti dan bisa berbahasa jawa dengan fasih, tak ada kendalq perbedaan bahasa. Anak-anak seumurannya menyambut baik gadis cilik asal Surabaya ini.
Halo Santi, salam kenal.
(kisah ini terinspirasi dari kisah nyata)
baca selanjutnya http://dodelias.blogspot.com/2012/09/santi-curhat.html
Komentar
Posting Komentar