Langsung ke konten utama

Featuring

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fotografi Lanjut kali ini, kelompok yang ditentukan berjumlah maksimal 10 orang. Berbeda dengan kelompokku yang beranggotakan 12 orang. Kelompok ini terdiri dari dua geng yang bersatu, 6 putra dan 6 putri.

Geng putra dikenal dengan nama “Ngaban”, untuk penganut paham Ngaban disebut “Ngabaniyah”. Beranggotakan Boim dengan dagu nya yang super, Ryan dengan rambutnya yang jabrik, Jaggra dengan pesona absurbnya, Wisnu dengan gelar “Mahasiswa” nya, Gupi yang berganti nama dengan Cebok, dan B-Boy Doni yang sering kami panggil “kakak”.

Geng putri yang berisi 6 gadis berjilbab dan berkacamata ini dijuluki “Ibu Ibu Pengajian”. Beranggotakan saya yang masih sangat labil dan kekanak-kanakan, Noe yang suka ilang-ilangan, Nita yang kadang kayak bos preman, Bugil yang suka buat kata-kata perpaduan galau dan romantis, Ipeh yang perhatian dibalik sikap cueknya, dan Mbadil, orang yang paling bisa mengontrol lima anggota lainnya.

Tugas kelompok ada 6 teknik, beberapa diantaranya teknik broadlighting, rimlight, butterfly. Kami membutuhkan model dalam mengaplikasikan teknik-teknik tersebut. Akhirnya Doni lah yang kami pilih. Dalam pengerjaan sampai final, kami berduabelas ini memakai studio DKV tiga kali. Peminjaman  pertama untuk tugas individu Foto Produk, sedangkan peminjaman kedua dan tiga untuk Foto Model.

Kami sangat menikmati momen-momen ribet dalam proses pengerjaan tugas kelompok ini. Dari mulai perijinan ruangan yang kesana-kemari, saling bahu karena waktu itu peralatan seadanya, mencari bahan yang kiranya mendukung untuk di foto, sampai memilih kostum yang juga seadanya untuk model. Setelah ini, kami hanya berharap nilai A dari bapak dosen.

Ngaban dan IIP sering bergerombol kesana-kemari. Bertukar cerita, makan bersama, bahkan main seperti di Timezone kala itu. Walaupun IIP tak hanya bermain dengan Ngaban, tapi saat berduabelas sangat mencolok menurutku. Disamping cekakaan dan keabsurban keseharian kami, satu dengan yang lain saling support. Tidak spanneng, ya aku suka seperti itu. Momen berduabelas ini pasti akan selalu terkenang sampai kapan pun. Aku sayang kita.

Foto paling fokus setelah 16 kali pengambilan gambar yang blur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Batik Adi Busana Bekonang

Halo pecinta batik, destinasi kali ini akan membawamu dikenalkan dengan industri batik tulis yang berada di daerah Bekonang, kabupaten Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah. Sedikit bercerita sejarah bahwa diera 1950-an hingga 1980-an daerah Bekonang dikenal sebagai salah satu pusat batik tulis Jawa Tengah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, terutama setelah munculnya industri batik printing dan cap ditahun 1990-an para perajin batik tulis mulai gulung tikar. Salah satu industri yang masih berjaya hingga sekarang adalah Rumah Batik Adi Busana, industri ini mampu bertahan sejak tahun 1970-an lalu. Selain berbentuk rumah dan toko, Rumah Batik Adi Busana dirancang lengkap dengan proses produksinya yang berada di halaman belakang rumah. Mulai dari proses molani sampai penjemuran kain setelah dicuci bersih dari sisa malam yang menempel. Belum lama ini Rumah Batik Adi Busana menambah proses produksi dengan alat cap. Dilihat dari waktu pengerjaan, jelas batik cap lebih cepat daripada batik

Solo wae ~ Lembah Hijau Karanganyar

Bersama Simbah, dan Putri, bertiga bermain ke wisata Lembah Hijau yang sempat menjadi perbincangan di kampus beberapa waktu lalu. Seorang teman mengatakan, berfoto saat senja tiba viewnya bagus, ada kolam renang juga, tempat makan yang tidak biasa dan masih berbaur alam. Seperti apasih Lembah Hijau itu? Penasaran. Setelah menghadiri wisuda, dari ujung Universitas Muhammadiyah Surakarta, kami menuju Lembah Hijau yang terletak di Karanganyar. Setelah beberapa kali salah jalan, kami temukan juga wisata Lembah Hijau. Di pintu masuk terlihat tidak begitu ramai, tidak nampak tempat wisata malah. Hanya terlihat taman kecil dan gedung besar seperti pabrik yang kosong mlompong. Usai memarkir motor di depan gedung tersebut, kami masuk tanpa permisi. Entah memang masuk tidak dipungut biaya atau loket sudah tutup karena kami tiba sore hari. Semakin masuk ke dalam, kami menyusuri rintipan tanaman berpot besar memanjang menuju lokasi utama. Waktu itu kami bertemu dengan rombongan mahasiswa yang s

Sentra Boneka Sayati Bandung

Sentra Boneka Sayati Bandung, salah satu tempat yang mungkin sudah tak asing lagi bagi mereka pencinta boneka di daerah Bandung. Saat berada di Kota Kembang ini aku berkesempatan mengunjungi salah satu sentra pembuatan boneka yang terletak di daerah Sayati. Sebelumnya, kami (aku dan Mbadil) banyak mencari informasi mengenai dimana saja tempat pengrajin boneka di Kota Bandung. Dua tempat yang direkomendasikan salah satu karyawan tempat kami magang adalah daerah Sayati dan Cibadak. Pada akhirnya, diputuskanlah Sentra Boneka Sayati Bandung yang menjadi destinasi kami berburu mainan lucu ini. Daerah Sayati dapat dibilang dekat dengan tempat yang kami singgahi selama magang. Hanya berjarak lima kilometer dari terminal Leuwi Panjang, kalian sudah dapat menemukan Sentra Boneka Sayati Bandung. Tampak dari depan kaca rumah Baru beberapa meter dari jalan raya, suasana kampung pengrajin boneka sudah begitu terasa. Deretan rumah memajang boneka-boneka lucu kreasi warga setempat. Se