Sebelum hari keberangkatan Tour de Brebes, segala kebutuhan telah
dipersiapkan sematang mungkin. Dari mulai kondisi fisik dan mental para
bikers, kondisi motor yang kali ini harus tahan cobaan berkali-kali
lipat dari biasanya, sampai briefing beberapa kali yang sengaja diadakan
untuk list ulang dan memastikan semuanya sudah siap. Selain kami
membawa bekal secukupnya untuk masing-masing orang, kami juga
mempersiapkan perbekalan untuk tim. Seperti membeli chainlube, membawa
pompa angin, obat-obatan, hingga bekal nasi untuk makan siang
keberangkatan di jalan nanti. Sebisa mungkin biaya pengeluaran ditekan.
Kami sangat antusias menunggu datangnya esok hari.
Keberangkatan
direncanakan jam tujuh pagi. Kali ini selisih dua jam dari rencana awal,
jam karet. Doa restu orangtua menyertai keberangkatan kami pagi itu.
Perjalanan ini bukan main-main. Normal waktu ketika naik bus saja
dibutuhkan tujuh jam lamanya untuk sampai di kota yang terkenal dengan
telur asin ini. Rombongan berjumlah 16 orang. Pagi itu kami penuh harap,
selamat menakhlukan jalanan yang kejam. Menyelesaikan misi sampai
tuntas. Kembali dengan senyuman, sama ketika rekahan senyuman semangat
kami yang membara di hari keberangkatan. Bismillah.
Awal perjalanan kami lancar, ketika tubuh ini mulai lemah, Pom bensin adalah salah satu tempat istirahat sejenak kami. Setelah pulih, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Begitu seterusnya. Diawal keberangkatan, setelah mampir Pom, kami singgah di Masjid Raya Baiturrohman Semarang. Setelah shalat, rombongan memutuskan mencari spot terdekat masjid yang bisa digunakan untuk makan siang bersama dengan bekal yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah kenyang, kami lanjutkan perjalanan. Jika rombongan sudah terlihat kuyu, segera saja mencari tempat istirahat untuk sekedar minum dan makan camilan seadanya atau melemaskan otot-otot tubuh yang kali ini sering menegang.
Setelah beberapa kali berhenti di Masjid dan Pom bensin untuk sekedar beristirahat dan menambah stamina para bikers, top leader rombongan berhasil menemukan alun-alun Brebes. Selang beberapa menit, kami dijemput oleh teman kami, Mbadil dengan membawa satu adiknya. Karena tubuh kami berasa akan rempal, tak berlama-lama lagi langsung tancap gas menuju rumah kediaman bapak Tarmudi. Alhamdulillah, sampai juga dirumah target utama touring kali ini. Malam Brebes, dapat salam dari Solo.
Kami disambut ramah keluarga Mbadil. Segala macam makanan langsung disajikan, cacing perut ini sudah meronta sedari tadi. Dirumah itu ditinggali oleh Bapak dan Ibu, Mbak Dina, Hani, Nia, Hana, Ibam dan Yusuf. Terimakasih sudah mau menampung rombongan yang tidak sedikit ini. Setelah perut terisi dan bercerita pengalaman amazing touring hari itu, kami bergegas tidur. Sudah ada agenda untuk esok hari. Kami harus mengistirahatkan total fisik yang sudah terasa lelah. Rombongan dipisah, untuk perempuan tetap stay di rumah, dan laki-laki sudah disediakan hotel islami di dekat rumah, masjid.
Pagi pun menyongsong. Tak menyangka, aku dan rombongan sudah sampai di Brebes dengan selamat malam tadi. Pagi ini kami mulai dengan sarapan di pantai. Pantai Randusanga namanya, berjarak sekitar lima menit dari rumah Mbadil dengan menggunakan motor. Di sepanjang jalan menuju pantai, terdapat banyak peternakan bebek penghasil telur asin. Matahari mulai meninggi namun para lelaki itu belum saja terlihat batang hidungnya. Kami para wanita mendahului pergi ke pantai. Pantai masih sangat alami, terlihat sepi dan kurang terurus oleh masyarakat setempat. Setelah sarapan bersama-sama, aku dan para wanita lainnya terpancing untuk bermain dengan deburan ombak dan pasir. Para laki-laki asyik dengan obrolan mereka sendiri. Kami menikmati suasana pantai pagi itu lengkap dengan hembusan angin laut yang syahdu.
Malam harinya kami pergi ke alun-alun Brebes. Salah satu khas makanan di Brebes adalah Sate Blengong, yakni sate yang dibuat dari persilangan antara bebek dan itik. Mendengar cerita sate yang asing tersebut, aku sama tergiurnya untuk mencicipi makanan khas kota yang juga terkenal sebagai penghasil bawang merah ini. Namun sayang, warung-warung penjual Sate Blengong sudah tutup. Kami belum beruntung. Setelah puas jalan, jajan, dan lari-larian di alun-alun kami segera kembali ke rumah untuk beristirahat. Besok adalah hari terakhir kami di Brebes.
Suasana malam Alun-alun Brebes |
Tegalan sekitar rumah Mbadil |
Bikers laki-laki |
Bikers wanita |
Siang
hari setelah rombongan sudah mempacking
dan bersiap, kami berpamitan dengan tuan rumah. Terimakasih untuk semuanya
keluarga Mbadil, terimakasih sudah bersedia direpotkan. Terimakasih sudah mau
menyambut ramah kedatangan kami. Maaf atas kekhilafan kami selama bertamu
disini. Sampai jumpa dikesempatan berikutnya.
Komentar
Posting Komentar