Kami bertujuh, termasuk fotografer |
Satu jam kemudian kami sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Keluar dari kereta, kami melangkah meninggalkan stasiun, menyeberang jalan yang padat kendaraan, panas-panasan dan segera menelusuri Malioboro disiang bolong. Belum ada setengah jalan kami sudah terengah-engah, kami beristirahat dibawah pohon yang rindang. Ada dua pengamen yang menghampiri kami, “Selamat menikmati kota Yogyakarta,” tutur mereka.
Dua pengamen yang menyambut kami |
Setelah
dirasa kenyang berfoto di Benteng, tujuan selanjutnya ke Taman Sari, Mbadil
mencari informasi kesana-kemari. Akhirnya transportasi becak lah yang kami dipilih.
Tiga becak yang kami sewa. Pertama pasangan Noe dengan Bugil. Becak kedua diisi
tiga orang, aku, Nita dan Agum. Becak terakhir, ada Ipeh dan Mbadil.
Beberapa tempat di Benteng Verdeburg
Setelah
makan dan sempat dihibur nyanyian yang terdengar seperti bahasa Italia oleh
pengamen jalanan, kami melanjutkan perjalanan dengan becak lagi. Kami melewati
jalan yang melintang keraton Jogja. Diwajibkan bagi siapa saja yang melewati
jalan itu dengan menaiki kendaraan, tak terkecuali becak untuk turun dan
berjalan kaki. Tak lama setelah melewati keraton itu, sampailah kami di wisata
Taman Sari. Kita berjam-jam disana.
Wisata Taman Sari
Dari
Taman Sari kami bergegas kembali menuju Malioboro. Sebelum itu, kami harus
mengantar Agum ke jalan raya karena dia akan pulang lebih awal. Tak ada
transportasi ke jalan raya waktu itu. Becak pun tak terlihat. Kami akhirnya
berjalan kaki. Lelah yang bahagia, karena bersama kalian. Tak terasa beberapa
kilometer sudah terlampaui. Sesampainya di pinggir jalan raya, kami menyeberang
mencari bis menuju kawasan Malioboro. Disini lah kita berpisah dengan Agum, Dari
awal memang bilang kalau pulang duluan. “Hati-hati ya Agum”. Kami tinggal
berenam.
Setelah
membeli tiket Trans Jogja, beberapa menit kemudian busnya datang. Usai
menikmati jalanan kota Jogja dengan sudut pandang Bus Trans. Sampailah kami di
Malioboro lagi. Kami sebentar lagi mengakhiri perjalanan berwisata di Jogja
hari itu, selepas membeli oleh-oleh secukupnya sebagai tanda bukti. Selesai berburu
buah tangan, kami langsung menuju stasiun. Membeli tiket kereta untuk pulang ke
Solo. Sembari menunggu kereta datang, kami hitung-menghitung berapa rupiah yang
sudah dihabiskan hari itu.
Kereta
pun datang juga, kami memposisikan diri. Kali ini kereta penuh oleh orang-orang
yang pulang kerja. Tak ada satupun dari kami yang mendapatkan tempat duduk
sampai stasiun tujuan akhir kami. Kami masih bisa tertawa dengan sisa-sisa
semangat pagi tadi, walau begitu terlihat jelas raut wajah yang lelah pada kami
malam itu. Saking lelahnya, Mbadil
bisa tidur dalam keadaan berdiri. Noe, aku dan Nita duduk nglesot dibawah. Mbadil, Bugil dan Ipeh setia berdiri sampai titik
penghabisan.
Satu
jam lebih berlalu. Sampailah di stasiun pagi tadi, tak terasa perjalanan kami sudah
selesai. Ipeh sudah berhenti di stasiun sebelumnya, Noe dijemput adiknya. Aku,
Mbadil dan Bugil pulang beriringan. Sudah gelap. Dari gelap sampai gelap lagi.
Benar-benar petualangan yang menyenangkan. Malioboro, Benteng Vandegerg dan
Taman Sari. Tiga tempat yang menyimpan banyak catatan sejarah. Juga catatan perjalanan kali ini. Selamat malam Jogja.
Tugu Jogja |
Komentar
Posting Komentar