Langsung ke konten utama

Celah Gelap

Siang yang sedikit mendung, kala itu pikiranku sedang campur aduk. Jadwal pagi atau mungkin sore hari ke Tagalega, tumpukan tugas yang sudah direncanakan untuk dikerjakan hari itu, menyicil kolokium, laporan magang, semuanya berantakan. Tidak ada mood lagi untuk mengerjakan daftar list hari itu. Sampai ditawari coklat pun aku tolak. Kacau, benar-benar random sekali aku hari itu.

Kenapa aku tidak bisa mengontrolnya? Kenapa aku selalu memikirkan hal yang malah membuatku tambah sakit? Kenapa aku tak bisa menghentikan semua pikiran yang meracau ini? Kenapa sampai detik ini belum ada satu titik terang didepan sana? Kenapa? Sudah banyak waktu terbuang, aku juga  mencoba menerima kenyataan. Sebisa mungkin aku sabar menghadapi masalah yang datang silih berganti. tapi kali ini penuh prasangka, seperti mengurai beberapa kumpulan benang kusut. Satu saja susah, apalagi lebih.

Otakku berpikir lebih keras kali ini. “Ini bukan masalah sepele," batinku. Kali ini tidak penting pihak mana yang salah atau yang pertama kali menyulut api. Yang terpenting adalah meluruskan semuanya, jangan sampai miss understanding ini berkelanjutan dan akhirnya menjadi segunung penyesalan. Hal ini sangat mungkin berimbas bagi pribadiku, mengganggu. Sangat tidak baik memendam hal yang harusnya dikeluarkan, termasuk memendam perasaan. Ya, itu semua pilihanmu.

Hati ini masih berkecamuk, ingin bergerak tapi selalu terbelit tali yang tak berujung. Seperti memikul beban di pundak yang tak kunjung berkurang. Dimana bagianku yang salah? Otakku kembali bekerja, dan hasilnya tetap sama seperti itu. Tak ada tanda-tanda titik penerang yang sangat aku butuhkan, yang selama ini kutunggu. Hanya lamunan.

Aku ingat pernah meminjam buku dari yang berjudul “Setengah Kosong Setengah Isi." Buku ini sebenarnya sudah semester lalu kupinjam, tapi belum juga kelar aku membacanya. Ku ambil buku kisah inspiratif itu. Buku yang berisi kumpulan kisah penuh dengan hikmah. Mulailah kubaca dengan teknik loncat-loncat, kuresapi tiap kalimat yang mengandung makna. Baru saja sebentar membaca, ada kalimat yang sepertinya cocok dengan keadaanku saat ini.

Kalimat itu berbunyi “Ketika kita memandang permasalahan dan beban itu berasal dari diri kita, justru pada saat itu sebenarnya kitalah yang sedang bermasalah.” 

Sedangkan pepatah Cina mengatakan, “Daripada mengutuki kegelapan lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan.”

Aku hanya tersenyum kecil. Aku menyadari itu. Mungkin memang akulah yang sedang bermasalah. Belum ada jawaban pasti dari ‘usahaku' selama ini. Tapi aku yakin, kelak akan berhasil menyalakan lilinku sendiri untuk menerangi celah gelap dalam diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Batik Adi Busana Bekonang

Halo pecinta batik, destinasi kali ini akan membawamu dikenalkan dengan industri batik tulis yang berada di daerah Bekonang, kabupaten Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah. Sedikit bercerita sejarah bahwa diera 1950-an hingga 1980-an daerah Bekonang dikenal sebagai salah satu pusat batik tulis Jawa Tengah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, terutama setelah munculnya industri batik printing dan cap ditahun 1990-an para perajin batik tulis mulai gulung tikar. Salah satu industri yang masih berjaya hingga sekarang adalah Rumah Batik Adi Busana, industri ini mampu bertahan sejak tahun 1970-an lalu. Selain berbentuk rumah dan toko, Rumah Batik Adi Busana dirancang lengkap dengan proses produksinya yang berada di halaman belakang rumah. Mulai dari proses molani sampai penjemuran kain setelah dicuci bersih dari sisa malam yang menempel. Belum lama ini Rumah Batik Adi Busana menambah proses produksi dengan alat cap. Dilihat dari waktu pengerjaan, jelas batik cap lebih cepat daripada batik

Solo wae ~ Lembah Hijau Karanganyar

Bersama Simbah, dan Putri, bertiga bermain ke wisata Lembah Hijau yang sempat menjadi perbincangan di kampus beberapa waktu lalu. Seorang teman mengatakan, berfoto saat senja tiba viewnya bagus, ada kolam renang juga, tempat makan yang tidak biasa dan masih berbaur alam. Seperti apasih Lembah Hijau itu? Penasaran. Setelah menghadiri wisuda, dari ujung Universitas Muhammadiyah Surakarta, kami menuju Lembah Hijau yang terletak di Karanganyar. Setelah beberapa kali salah jalan, kami temukan juga wisata Lembah Hijau. Di pintu masuk terlihat tidak begitu ramai, tidak nampak tempat wisata malah. Hanya terlihat taman kecil dan gedung besar seperti pabrik yang kosong mlompong. Usai memarkir motor di depan gedung tersebut, kami masuk tanpa permisi. Entah memang masuk tidak dipungut biaya atau loket sudah tutup karena kami tiba sore hari. Semakin masuk ke dalam, kami menyusuri rintipan tanaman berpot besar memanjang menuju lokasi utama. Waktu itu kami bertemu dengan rombongan mahasiswa yang s

Sentra Boneka Sayati Bandung

Sentra Boneka Sayati Bandung, salah satu tempat yang mungkin sudah tak asing lagi bagi mereka pencinta boneka di daerah Bandung. Saat berada di Kota Kembang ini aku berkesempatan mengunjungi salah satu sentra pembuatan boneka yang terletak di daerah Sayati. Sebelumnya, kami (aku dan Mbadil) banyak mencari informasi mengenai dimana saja tempat pengrajin boneka di Kota Bandung. Dua tempat yang direkomendasikan salah satu karyawan tempat kami magang adalah daerah Sayati dan Cibadak. Pada akhirnya, diputuskanlah Sentra Boneka Sayati Bandung yang menjadi destinasi kami berburu mainan lucu ini. Daerah Sayati dapat dibilang dekat dengan tempat yang kami singgahi selama magang. Hanya berjarak lima kilometer dari terminal Leuwi Panjang, kalian sudah dapat menemukan Sentra Boneka Sayati Bandung. Tampak dari depan kaca rumah Baru beberapa meter dari jalan raya, suasana kampung pengrajin boneka sudah begitu terasa. Deretan rumah memajang boneka-boneka lucu kreasi warga setempat. Se