Langsung ke konten utama

Kura-Kura Hijau

Aku mempunyai piaraan, sebut saja kura-kura hijau. Tubuhnya tak berubah sedikit pun dari awal aku dibelikan. Ukurannya cukup besar, bukan kura-kura kecil yang biasa dipelihara kebanyakan orang. Yang aku punya spesial. Dia sudah hampir satu tahun bersamaku. Meski dia sering aku tinggal dalam tugas di luar, dia juga tak luput dari perhatianku saat aku berada di rumah. Dia bisu. Tak sedikit pun suaranya terdengar olehku. Dia tak suka air. Dia memilih hidup dengan selalu ada di udara dan kegelapan. Dia sering aku letakkan dibawah baju-baju yang tergantung dilemari. Tenang sekali. Tak pernah berontak dan selalu mau apapun yang masukkan kedalam mulutnya. Aku selalu mengisi perutnya dengan penuh harapan ketika nanti memerlukannya. Untuk saat ini aku sangat membutuhkannya.

Hari ini senin, tak biasanya aku bergegas pulang. Jadwal pulang biasanya hari sabtu-minggu. Karena waktu yang belum mendukung, akhirnya aku undur dan memutuskan pulang hari ini seusai bertemu dosen di kampus. Kali ini aku naik bus yang baru saja dibuat trayek-trayek baru. Untungnya aku turun di jalan yang hampir semua bus lewati. Tak menunggu lama, aku langsung oper ke bus lain, karena perjalanan pulang membutuhkan dua kali naik bus yang berbeda. Hari ini aku semangat sekali pulang ke rumah, seperti biasanya. Panas, gerah, rasa kantuk dan bau apek tubuh kerap kali menempel padaku. Tak apalah, nikmati perjalanan, ini menyenangkan, pikirku menenangkan. Tak biasanya aku rindu dengan kura-kura hijauku.

Sesampainya di rumah, tak sabar melihatnya. Aku berganti baju dan bersiap memegang kura-kura hijauku. Itu dia, akhirnya kulihat juga dia yang sedari dulu memilih persembunyian dibawah baju-baju yang tergantung di lemari. Tanpa basa-basi lagi tanganku mengambilnya dari kegelapan. Tubuhnya tak bertambah berat sedikitpun dari pertemuan terakhir kami, satu mingguan yang lalu. Kura-kura ini diam seperti biasa. Apakah dia tahu apa yang aku pikirkan kepadanya? Entahlah, mungkin begitu. Aku elus tubuhnya, aku ambil benda tajam seadanya, dan setelah mengatur nafas, aku menyobek sedikit demi sedikit tubuh kura-kura hijauku. Tak ada darah yang keluar darinya. Dia tak mengaduh sedikit pun, sepertinya dia tahu kegelisahan apa yang ada dalam benakku. Walaupun luka dia tak bisa disembuhkan total, walaupun kematiannya tak bisa ditukar dengan apapun, walaupun dia harus lenyap, dia ikhlas lahir bathin. Dia mengerti aku sedang membutuhkannya.

Aku tengoklah tubuh dalamnya dari sobekan yang kubuat. Sungguh tak diduga, harapanku tentang isi tubuh kura-kura hijauku musnah seketika melihatnya. Bagian dari tubuhnya menghilang. Tak sepenuh kelihatannya. Ada yang mengambil isinya sebelum kusobek tubuhnya. Siapa yang melakukannya? Bagaimana bisa? Aku kecolongan isi kura-kuraku sendiri dengan posisiya yang masih utuh? Ataukah ada yang sempat menukar kura-kura hijauku selama ku berada di luar? Harapanku runtuh. Penyesalanku timbul seketika. Dia sudah mengorbankan sekali hidupnya untukku. Mungkin jika dia bisa bicara, dia akan bercerita soal isi tubuhnya yang banyak menghilang itu. Mau bagaimana lagi? Kali ini aku tak beruntung. Saat ini isi tubuh kura-kura hijau aku pindahkan ke tubuh lain yang lebih kecil. Hanya itu yang bisa kulakukan. Maafkan aku, hanya itu yang bisa kulakukan.

Komentar

  1. baca ceritanya kok aku jadi sedih ya. satu tahun waktu yang tak sedikit. melepas tak semudah saat pertama kali memiliki. #halah
    lain kali jaga baik-baik mbak.. :p
    salam blogwalking :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Batik Adi Busana Bekonang

Halo pecinta batik, destinasi kali ini akan membawamu dikenalkan dengan industri batik tulis yang berada di daerah Bekonang, kabupaten Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah. Sedikit bercerita sejarah bahwa diera 1950-an hingga 1980-an daerah Bekonang dikenal sebagai salah satu pusat batik tulis Jawa Tengah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, terutama setelah munculnya industri batik printing dan cap ditahun 1990-an para perajin batik tulis mulai gulung tikar. Salah satu industri yang masih berjaya hingga sekarang adalah Rumah Batik Adi Busana, industri ini mampu bertahan sejak tahun 1970-an lalu. Selain berbentuk rumah dan toko, Rumah Batik Adi Busana dirancang lengkap dengan proses produksinya yang berada di halaman belakang rumah. Mulai dari proses molani sampai penjemuran kain setelah dicuci bersih dari sisa malam yang menempel. Belum lama ini Rumah Batik Adi Busana menambah proses produksi dengan alat cap. Dilihat dari waktu pengerjaan, jelas batik cap lebih cepat daripada batik

Solo wae ~ Lembah Hijau Karanganyar

Bersama Simbah, dan Putri, bertiga bermain ke wisata Lembah Hijau yang sempat menjadi perbincangan di kampus beberapa waktu lalu. Seorang teman mengatakan, berfoto saat senja tiba viewnya bagus, ada kolam renang juga, tempat makan yang tidak biasa dan masih berbaur alam. Seperti apasih Lembah Hijau itu? Penasaran. Setelah menghadiri wisuda, dari ujung Universitas Muhammadiyah Surakarta, kami menuju Lembah Hijau yang terletak di Karanganyar. Setelah beberapa kali salah jalan, kami temukan juga wisata Lembah Hijau. Di pintu masuk terlihat tidak begitu ramai, tidak nampak tempat wisata malah. Hanya terlihat taman kecil dan gedung besar seperti pabrik yang kosong mlompong. Usai memarkir motor di depan gedung tersebut, kami masuk tanpa permisi. Entah memang masuk tidak dipungut biaya atau loket sudah tutup karena kami tiba sore hari. Semakin masuk ke dalam, kami menyusuri rintipan tanaman berpot besar memanjang menuju lokasi utama. Waktu itu kami bertemu dengan rombongan mahasiswa yang s

Sentra Boneka Sayati Bandung

Sentra Boneka Sayati Bandung, salah satu tempat yang mungkin sudah tak asing lagi bagi mereka pencinta boneka di daerah Bandung. Saat berada di Kota Kembang ini aku berkesempatan mengunjungi salah satu sentra pembuatan boneka yang terletak di daerah Sayati. Sebelumnya, kami (aku dan Mbadil) banyak mencari informasi mengenai dimana saja tempat pengrajin boneka di Kota Bandung. Dua tempat yang direkomendasikan salah satu karyawan tempat kami magang adalah daerah Sayati dan Cibadak. Pada akhirnya, diputuskanlah Sentra Boneka Sayati Bandung yang menjadi destinasi kami berburu mainan lucu ini. Daerah Sayati dapat dibilang dekat dengan tempat yang kami singgahi selama magang. Hanya berjarak lima kilometer dari terminal Leuwi Panjang, kalian sudah dapat menemukan Sentra Boneka Sayati Bandung. Tampak dari depan kaca rumah Baru beberapa meter dari jalan raya, suasana kampung pengrajin boneka sudah begitu terasa. Deretan rumah memajang boneka-boneka lucu kreasi warga setempat. Se