Aku menggigil
Segera saja jendela tua itu kututup rapat
Sudah cukup lama, tak seperti biasanya
Ketika batin ini sudah terbiasa dengan ocehan Beo
Entah mengapa geram yang sempat hilang kini muncul lagi
Mungkin saking merdunya
Beo terus saja menggoda
Berkicau memenuhi gendang telingaku
Sedikit pun tak melirik amarahku yang membara
Senja sore itu seolah tau isi hatiku
Dia tenangkanku dengan rintikan melodinya
Malam pun terasa syahdu, guyuran itu tak kunjung berhenti
Aku semakin menggigil karenanya, lunglai
Terhempas angin malam yang kian menguasai raga
Terasa hening, lengkap sudah rasanya
Malam ini
Sedikitpun tak terlintas kristal es dibenakku
Ya, itu mempercepat aku untuk membeku
Keheningan ini sungguh settingan yang apik untuk berpejam
Mendengarkan musik rintikan hujan
Mengusir keheningan malam yang sebenarnya riuh menggelegar
Sayang, aku terlalu buta
Aku terlalu pikun
Sedari awal tubuhku mengginggil
Sudah ada selimut yang selalu setia menantiku
Kapanpun kehangatan itu bisa hadir begitu saja
Segera saja jendela tua itu kututup rapat
Sudah cukup lama, tak seperti biasanya
Ketika batin ini sudah terbiasa dengan ocehan Beo
Entah mengapa geram yang sempat hilang kini muncul lagi
Mungkin saking merdunya
Beo terus saja menggoda
Berkicau memenuhi gendang telingaku
Sedikit pun tak melirik amarahku yang membara
Senja sore itu seolah tau isi hatiku
Dia tenangkanku dengan rintikan melodinya
Malam pun terasa syahdu, guyuran itu tak kunjung berhenti
Aku semakin menggigil karenanya, lunglai
Terhempas angin malam yang kian menguasai raga
Terasa hening, lengkap sudah rasanya
Malam ini
Sedikitpun tak terlintas kristal es dibenakku
Ya, itu mempercepat aku untuk membeku
Keheningan ini sungguh settingan yang apik untuk berpejam
Mendengarkan musik rintikan hujan
Mengusir keheningan malam yang sebenarnya riuh menggelegar
Sayang, aku terlalu buta
Aku terlalu pikun
Sedari awal tubuhku mengginggil
Sudah ada selimut yang selalu setia menantiku
Kapanpun kehangatan itu bisa hadir begitu saja
Komentar
Posting Komentar