Aku | Kalifah (Simbah) | Putri |
Keesokan harinya, aku bersama Putri datang menemuinya. Walaupun berbeda Universitas kami berdua sengaja meluangkan waktu untuk merasakan selebrasi kemenangannya. Aku dan Putri sama-sama duduk di semester delapan, masih dalam pertarungan. Dia dengan Skripsinya dan aku melawan TA, Tugas Akhir. Tugas Akhir adalah sebutan Skripsi untuk anak-anak Seni Rupa di kampusku.
Tak terasa, waktu melesat begitu cepat. Masih jelas dibayanganku, suasana hebohnya aku dan Kalifah ke salon untuk dandan wisuda ketika SMA. Rasa haru waktu itu masih jelas diingatankanku. Sekarang, dia sudah saja menyelesaikan S1 nya. Ya, waktu terkadang terasa begitu cepat.
Tujuannya tak lagi lulus dari statusnya seperti aku dan Putri. Dunia yang nyata telah ada di depan matanya. Jujur, aku takut melihat ketika nanti mendapati Gelarku. Tanggung jawab lebih berat. Bukan lagi anak kecil yang selalu merengek. Aku harus bisa berdiri. Momok itu selalu membayangiku. Rasanya aku tak mau lulus dari sini. Masih terlalu nyaman dengan zonaku saat ini. Aku takut. Jelas aku egois dengan pemikiranku seperti itu. Tapi disuatu sisi aku juga tak mau menjadi beban lagi, aku ingin segera lepas menemukan duniaku yang nyata.
Itu PR ku, menghapuskan ketakutan yang selama ini membelenggu. Ketakutan yang hanya membuat jatuh terpuruk dalam ketidakjelasan. Tak ada lagi kata egois, aku harus menemui jalanku. Aku berharap dapat segera menemuinya.
Kalifah, selamat atas wisudamu. Semangat untuk jalanmu yang baru.
Putri, kita harus menyelesaikan pertarungan kita. Dan kemenangan akan menjemput kita suatu hari nanti.
Semua, semangat untuk yang akan, sedang, dan telah bertarung dengan skripsinya.
Semangat ya untuk menemukan dan berjalan di rutemu selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar