Kali ini mentari mengalahkanku. Hembusan angin pagi yang sunyi, detak jarum jam yang belum lelah berputar, dan suara gemercik air keran yang bocor menjadi saksi bisu pagi itu. Saat aku membuka mata, tanpa malu-malu sinarnya sudah saja menerobos masuk lewat jendela dan seketika menambah watt lampu kamarku yang masih menyala. Satu hari telah berkurang lagi. Satu langkah telah ditempuh. Entah dimana dan dengan cara apa, setelah ini aku harus segera menemukan petunjuk. Karena tak peduli apa dan bagaimana, waktu kian berjalan tanpa henti, menunjukkan kuasanya.
Aku bersyukur atas karunia besar sampai saat ini, ada orang-orang tersayang yang selalu hadir merengkuhku. Memberikan senyum-senyum yang merekah indah untukku. Untuk kebahagiaan yang tak terbayar dengan bermilyar rupiah sekalipun. Terimakasih untuk semua pengorbanan, waktu dan kesempatan yang diberikan percuma.
Ya, aku berharap pilihanku tepat. Selamat pagi mentari.
Aku bersyukur atas karunia besar sampai saat ini, ada orang-orang tersayang yang selalu hadir merengkuhku. Memberikan senyum-senyum yang merekah indah untukku. Untuk kebahagiaan yang tak terbayar dengan bermilyar rupiah sekalipun. Terimakasih untuk semua pengorbanan, waktu dan kesempatan yang diberikan percuma.
Ya, aku berharap pilihanku tepat. Selamat pagi mentari.
Komentar
Posting Komentar