RINDU KASIHKU UNTUK IBU
oleh : Suksmawan Yant Mujiyanto
Rindu kasihku untukmu, Ibu
Indah syahdu deras menderu
Seperti angin kencang di laut biru
Maka lajulah bahteraku laju
Menempuh pelayaran nun jauh hati pun berbinar
Elok bermekaran bagai kelopak-kelopak mawar
Bersama kecipak ombak, dibuai badai ditimbang gelombang
Mantap pasti menuju teluk nan teduh di seberang
Adalah lembut pangkuanmu nan harum, Ibu
Karena dikaulah sejatinya hatiku, yang begitu dekat
Tempat aku tenteram bercurhat
Mencurahkan rasa, berbagi suka duka
Karena akhlakmu nan cantik, penuh limpahan kasih
Keikhlasan bercahaya sepanjang perjalanan
Tak pernah lelah mensyukuri nikmat karunia
Tawakal sabar atas segala ujian dan duka nestapa
Ibu oh Ibu
Yakinku penuh di telapak kakimu
Terbentang firdaus biru
Karena asah asih asuhmu nan tulus
Bagi putra putrimu
Kau bimbing kami dengan penuh kesabaran dan kesadaran
Meniti jalan lurus dengan suksma kudus
Doa suci muliaku deras mengalir untukmu
Bersama untaian zikir meniti atom-atom waktu
Terajut sulamlah senantiasa
Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah
Antara kita
Dan ayah serta segenah saudara saudariku
(Solo Berseri 2006)
Ketika sedang mencari sesuatu ditumpukan berkas-berkas penting, tak sengaja aku menemukan puisi ini. Seketika bayanganku melesat bernostalgia ke delapan tahun silam, ketika aku dan beberapa temanku mewakili sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi islami dalam rangka Khol Eyang K.H.R. Sahid Djogosentono ke 47. Kutemukan juga co-card lusuh bersamanya.
oleh : Suksmawan Yant Mujiyanto
Rindu kasihku untukmu, Ibu
Indah syahdu deras menderu
Seperti angin kencang di laut biru
Maka lajulah bahteraku laju
Menempuh pelayaran nun jauh hati pun berbinar
Elok bermekaran bagai kelopak-kelopak mawar
Bersama kecipak ombak, dibuai badai ditimbang gelombang
Mantap pasti menuju teluk nan teduh di seberang
Adalah lembut pangkuanmu nan harum, Ibu
Karena dikaulah sejatinya hatiku, yang begitu dekat
Tempat aku tenteram bercurhat
Mencurahkan rasa, berbagi suka duka
Karena akhlakmu nan cantik, penuh limpahan kasih
Keikhlasan bercahaya sepanjang perjalanan
Tak pernah lelah mensyukuri nikmat karunia
Tawakal sabar atas segala ujian dan duka nestapa
Ibu oh Ibu
Yakinku penuh di telapak kakimu
Terbentang firdaus biru
Karena asah asih asuhmu nan tulus
Bagi putra putrimu
Kau bimbing kami dengan penuh kesabaran dan kesadaran
Meniti jalan lurus dengan suksma kudus
Doa suci muliaku deras mengalir untukmu
Bersama untaian zikir meniti atom-atom waktu
Terajut sulamlah senantiasa
Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah
Antara kita
Dan ayah serta segenah saudara saudariku
(Solo Berseri 2006)
Ketika sedang mencari sesuatu ditumpukan berkas-berkas penting, tak sengaja aku menemukan puisi ini. Seketika bayanganku melesat bernostalgia ke delapan tahun silam, ketika aku dan beberapa temanku mewakili sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi islami dalam rangka Khol Eyang K.H.R. Sahid Djogosentono ke 47. Kutemukan juga co-card lusuh bersamanya.
Komentar
Posting Komentar