Langsung ke konten utama

Akhwat Bergerak!

Sekarang ini jabatanku di perusahaan imajiku sendiri adalah seorang freelancer. Tanggal perdana bulan April, dengan senang hati kubantu temanku untuk menjepret sebuah acara. Kupikir acara nikahan, ku iyakan saja untuk mengisi waktuku yang sering kosong akhir-akhir ini. Belum sampai waktu menujukkan pukul enam, kupacu motor vario pinjaman dari tetangga depan menuju Klaten. Ya, Klaten. Acara dijadwalkan mulai jam 07.30 dan kami harusnya stand by sejak jam tujuh pagi.

Kami sampai beberapa puluh menit melewati pukul tujuh. Mbak Nurul yang mengajakku memberitahu secara gamblang sebelum sampai lokasi, ini bukan acara nikahan, seperti seminar katanya, pembicaranya Peggy. Iya, Peggy Sukma. Aku sempat terbelalak mendengar keterangan mbak Nurul. Karena jauh dari fotografer handal, aku berangkat setidaknya untuk melatih skill dalam menangkap sebuah momen. Dan disini, aku mendapatkan lebih.

Tak hanya berlatih dalam bidang memotret, selain menjajal mengutak atik lensa fix dan flash eksternal, bertemu Peggy dengan segudang pengalamannya menjadi sesuatu yang cukup mahal hari itu. Akhwat Bergerak! Itulah "touring inspirasi" yang telah, masih, dan akan terus berlanjut sampai waktunya nanti. Setelah menghilang dari dunia entertaiment, Peggy mengalami titik balik hidup yang luar biasa hebat. Hidup di dunia keartisan selama 21 tahun dengan deretan prestasi yang diretasnya, aset beberapa perusahaan yang ia kelola, nama besar yang telah mengagungkan namanya di Indonesia maupun kancah Internasional, semua baju pentas berjumlah ratusan bahkan milyaran rupiah yang pernah ia kenakan, seluruhnya ditinggalkan untuk berhijrah ke tempat baru. "Hijrah adalah pindah, dan ketika hijrah pasti ada tempat yang harus ditinggalkan".

Beliau bercerita tentang ibunya yang selalu mengingatkan shalat sejak kecil. Bahkan ketika Peggy mulai merambah dunia hiburan. Disitulah kenakalan-kenakalan Peggy mulai bertambah. Beliau juga bercerita pakaian yang dulu sering ia kenakan semampai, semeter tak sampai. Senakal apapun, ibunda dari artis yang terkenal dengan kata "pusiiiing" itu tak pernah lelah mengingatkan buah hatinya yang sekarang menjadi inspirator hijrah. Di Majelis Inspirasi Keliling Negeri ini, Peggy mengatakan bahwa yang namanya perjuangan tak pernah usai. Ibundanya yang dulu sering diabaikan, perkataan yang sering masuk telinga kanan dan langsung keluar telinga kiri sekarang sepotong demi sepotong ia rangkai kembali.

Selain berdakwah dan berbagi pengalaman, teh Peggy, sapaan akrab jamaah pada saat itu, mengerahkan tenaganya juga untuk membuka mata membantu saudara sesama muslim di Gaza Palestine. Dipenghujung acara yang berlabel peringatan hari Kartini ke 137 awal April kemarin berhasil mengumpulkan donasi kemanusiaan tidak kurang dari 57 juta. Satu orang mampu menggerakkan ribuan manusia dengan waktu sekitar 5 jam saja sudah terkumpul sedekah puluhan juta rupiah. Subhanallah. Gedung Sunan Panandaran menjadi saksi bisu betapa menggelegarnya acara hari itu. Solo dan Jogja telah dilewati, Temanggung selanjutnya.

Tentu saja tak harus menjadi artis dan mengalami titik balik yang sama seperti Peggy. Allah SWT sudah mengatur masing-masing skenario kehidupan kita. Awali dari diri sendiri dulu. Menata dan memantapkan hati padaNYA. Dan lagi-lagi yang namanya ngomong memang paling enteng, eksekusinya yang tidak enteng. Aku pun hanya berbagi cerita disini, dan selalu berada ditahap belajar. Semoga kita bisa mencapai kebahagiaan yang tidak hanya fana. Aamiin. Bismillah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Batik Adi Busana Bekonang

Halo pecinta batik, destinasi kali ini akan membawamu dikenalkan dengan industri batik tulis yang berada di daerah Bekonang, kabupaten Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah. Sedikit bercerita sejarah bahwa diera 1950-an hingga 1980-an daerah Bekonang dikenal sebagai salah satu pusat batik tulis Jawa Tengah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, terutama setelah munculnya industri batik printing dan cap ditahun 1990-an para perajin batik tulis mulai gulung tikar. Salah satu industri yang masih berjaya hingga sekarang adalah Rumah Batik Adi Busana, industri ini mampu bertahan sejak tahun 1970-an lalu. Selain berbentuk rumah dan toko, Rumah Batik Adi Busana dirancang lengkap dengan proses produksinya yang berada di halaman belakang rumah. Mulai dari proses molani sampai penjemuran kain setelah dicuci bersih dari sisa malam yang menempel. Belum lama ini Rumah Batik Adi Busana menambah proses produksi dengan alat cap. Dilihat dari waktu pengerjaan, jelas batik cap lebih cepat daripada batik

Solo wae ~ Lembah Hijau Karanganyar

Bersama Simbah, dan Putri, bertiga bermain ke wisata Lembah Hijau yang sempat menjadi perbincangan di kampus beberapa waktu lalu. Seorang teman mengatakan, berfoto saat senja tiba viewnya bagus, ada kolam renang juga, tempat makan yang tidak biasa dan masih berbaur alam. Seperti apasih Lembah Hijau itu? Penasaran. Setelah menghadiri wisuda, dari ujung Universitas Muhammadiyah Surakarta, kami menuju Lembah Hijau yang terletak di Karanganyar. Setelah beberapa kali salah jalan, kami temukan juga wisata Lembah Hijau. Di pintu masuk terlihat tidak begitu ramai, tidak nampak tempat wisata malah. Hanya terlihat taman kecil dan gedung besar seperti pabrik yang kosong mlompong. Usai memarkir motor di depan gedung tersebut, kami masuk tanpa permisi. Entah memang masuk tidak dipungut biaya atau loket sudah tutup karena kami tiba sore hari. Semakin masuk ke dalam, kami menyusuri rintipan tanaman berpot besar memanjang menuju lokasi utama. Waktu itu kami bertemu dengan rombongan mahasiswa yang s

Sentra Boneka Sayati Bandung

Sentra Boneka Sayati Bandung, salah satu tempat yang mungkin sudah tak asing lagi bagi mereka pencinta boneka di daerah Bandung. Saat berada di Kota Kembang ini aku berkesempatan mengunjungi salah satu sentra pembuatan boneka yang terletak di daerah Sayati. Sebelumnya, kami (aku dan Mbadil) banyak mencari informasi mengenai dimana saja tempat pengrajin boneka di Kota Bandung. Dua tempat yang direkomendasikan salah satu karyawan tempat kami magang adalah daerah Sayati dan Cibadak. Pada akhirnya, diputuskanlah Sentra Boneka Sayati Bandung yang menjadi destinasi kami berburu mainan lucu ini. Daerah Sayati dapat dibilang dekat dengan tempat yang kami singgahi selama magang. Hanya berjarak lima kilometer dari terminal Leuwi Panjang, kalian sudah dapat menemukan Sentra Boneka Sayati Bandung. Tampak dari depan kaca rumah Baru beberapa meter dari jalan raya, suasana kampung pengrajin boneka sudah begitu terasa. Deretan rumah memajang boneka-boneka lucu kreasi warga setempat. Se