Ada kisah miris di balik foto ini. Ceritanya cukup panjang, dan saya coba ringkas disini. Kami saudara sepupu dari sepasang almarhum simbah yang tersebar di berbagai daerah. Hari raya Idul Fitri menjadi momen kami berkumpul, itu pun tak mesti setahun sekali. Alhamdulillah, walaupun tak semuanya pulang ke desa, kami bisa bersilaturohim sekadar nonton bareng ke mall malam itu. Satu orang lagi tidak bisa ikut karena menjadi saksi penting sebuah kasus kemalingan yang dilakukan oleh teman ibuk waktu shalat Ied.
Alkisah, hari H Idul Fitri kemarin Arung sebagai saksi utama tiba-tiba kedatangan tamu bulanan. Dia mengurungkan niat untuk ikut ke lapangan. Karena ibuk jadi panitia putri, bapak dan Leo udah berangkat dulu, aku berangkat sendiri dan ke rumah tetangga cari gandengan. Nah, berarti ada 2 orang berada di rumah waktu itu.
Saat takbir dimulainya shalat dikumandangkan, Arung mengaku sedang di dapur. Terdengar suara motor mendekati rumah, dia berpikir itu ibuk yang balik ke rumah, mungkin ada sesuatu yang perlu diambil. Dari dapur, dia berjalan ke ruang depan, memastikan kalau itu memang ibuk. Orang itu memanggil-manggil layaknya orang bertamu namun Arung tidak merespon. Setelah tak mendengar respon, orang itu langsung masuk ke rumah dengan sigapnya lari ke kamar ibuk. Arung yang mau otewe dari dapur hanya mendengar krusak krusek tadi. Dengan rasa penasarannya, dia memasuki kamar yang berisik itu.
"Ngapain buk?!" Sontak adikku kaget karna yang masuk ke kamar bukan ibuk, tapi temannya. Aku yakin sang maling juga kaget saat kepergok waktu itu. Sang maling kepergok saat mendudah isi dompet di atas meja. Beberapa uang ratusan ribu keluar dari isinya, acak-acakan. "Mbak Sum dimana? Katanya mau pesan adonan bakso". Setelah beralasan seperti itu si maling tadi buru-buru pamit pulang. Arung speechless dan cukup takut juga dengan orang asing yang masuk kamar ibuk. Setelah kami yang dari lapangan pulang, dia menceritakan rentetan kronologinya.
Seisi rumah ribut karena maling masuk, dan lebih mirisnya, itu maling ibu-ibu, teman ibuk sendiri. Yang beberapa kali juga sempat main ke rumah. Dan sekarang, seisi desa, atau bahkan desa tetangga juga sedang panas tentang berita kemalingan itu. Konon, ibuk itu sebelumnya juga sudah dipanggilkan polisi karena kasus juga, dia dimintai tandatangan untuk tidak mengulanginya lagi. Namun ternyata masih saja dia melakukan hal itu.
Suatu ketika, ibuk geram juga karena merasa dihianati. Si maling tak kunjung datang meminta maaf atau apalah. Akhirnya ibuk telfon si maling yang intinya minta klarifikasi kenapa dia bertamu sampai ke kamar. Si maling setuju, malahan sempat mengatakan bahwa "anak ibu fitnah.." Lah, untungnya apa buat anaknya yang bohong soal itu?
Rabu malam jam setengah tujuh. Aku dan para sepupu berencana nonton di The Park hari itu. Arung yang sadar pentingnya posisinya di kasus ini merelakan tidak ikut walaupun entah kapan kami bisa berkumpul seperti ini lagi. Emosinya memuncak, dia siapkan semua peluru untuk menembak kaku maling yang tak mau ngaku itu.
Telepon berdering. Dari si maling, yang mengatakan tidak bisa datang karena alasan berbelit-belit. Orang rumah semakin geram, suasana memanas seperti sauna. Ibuk ga terima dengan alasannya tadi, alhasil setelah meletuskan semua amarah dan keganjilan di hati, ibuk minta si maling keesokan harinya sebelum jam 7 harus ke rumah untuk menjelaskan. Si maling akhirnya mengakui mengambil tapi hanya mengambil gelang emas dan batu akik yang ternyata imitasi. Pagi setelah subuh, si maling datang ke rumah. Menemui ibuk dan meminta maaf.
Si maling sepertinya sudah hapal seluk beluk rumah kami. Sebelumnya sempat juga ada uang hilang 2juta dari total 4juta. Lucu. Tapi tetap disyukuri karna tak semuanya hilang. Kasus itu sekarang jadi menjurus ke maling ini. Miris kalau ingat lagi. Ibuk masih kasihan dengan temannya ini, akhirnya ibuk coba memaafkannya.
Hati-hati ya untuk menyimpan uang ataupun barang berharga lainnya. Orang yang dipercaya belum tentu baik benarnya. Maling tak hanya dari orang asing disekitar kita. Terlebih jika rumah dalam keadaan sepi atu ditinggalkan. Tetap waspada..
Komentar
Posting Komentar