Sepulang kerja di waktu yang sudah memasuki Isya, bukannya segera bebersih dan menunaikan kewajiban, aku malah tiduran. Kebiasaan kalo pulang ke rumah malem ya gitu, teparan dulu di depan tivi, kalo capeknya udah rada ilang baru deh bebersih dll.
Waktu itu kutempelkan tangan tepat di atas jidat, lama sekali memang. Bapak tiba-tiba bilang "apa pusing, kog ditempelin gitu?" Aku ga pusing, cuman memang lagi ingin berpose begitu aja.
Denger itu, mak deg hatiku. Sepele memang, tapi ngena. Bapak itu tipe cuek, jarang banget menunjukkan perhatian pada anak-anaknya.
Tiba-tiba aku kangen masa kecilku dulu. Masa dimana aku masih lugu-lugunya, dimana aku belum mengenal yang namanya cinta. Hohoo.. Aku kangen digendong bapak. Dulu waktu usiaku belum genap 10th, setelah ketiduran di depan tivi, bapak sering menggendongku untuk diletakkan dengan nyaman di kamar tidurku.
Tiba-tiba aku cemburu ketika ibu mulai sibuk dan menyerahkan segala sesuatunya pada kami bertiga, anak-anaknya yang notabene memang sudah bukan anak kecil lagi. Sebelumnya (sebelum ibuk sibuk) kami sering makan bersama, dan ibu sering menyiapkannya segala sesuatumya untuk keluarga. Ketika ibu mulai sibuk, kami disuruh ambil makanan sendiri karna udah gedhe. Makan terserah ga makan ya terserah, kan udah gedhe, gitu katanya.. Hmmmmm... Manja sih ya kalo minta diladeni terus, tapi entah kenapa waktu itu membuatku agak ganjil pas ibuk pertama kali bilang gitu.
Aku kangen. Kangen masa itu. Kangen dimanja (lagi). Hey, kamu udah kepala dua Rez! Iyaa, aku tahu, aku hanya rindu!
Yaaap.. Aku berharap kenangan itu menguatkan cintaku pada mereka, kedua orangtua yang kucintai dengan penuh. Memberikan energi super positif bagiku dan adek-adek juga. Kenangan itu mengingatkanku bahwa orangtua pada hakikatnya menyayangi anak-anaknya dengan caranya sendiri. ❤
Komentar
Posting Komentar