Terimakasih telah membiarkan tubuh dan pikiranmu lelah untukku dua hari ini. Terimakasih atas setiap cerita hingga kerisauanmu yang sempat dibagi. Terimakasih telah menjadi kakak yang amat bijak, kakak yang mengarahkan kemana aku harus melangkah demi kebaikan yang sekarang dipandang "lebay". Mendobrak setiap ketakutan yang selalu menjadi momok menyeramkan meskipun hanya dengan membayangkan saja.
Terimakasih telah mendengarkan cerita-cerita risauku. Terimakasih telah mengajarkan tentang apa itu semesta. Apa itu memposisikan diri pada porsinya. Bukan ha
nya untuk semata menyenangkan orang lain dan menghancurkan diri sendiri, atau hanya stuck di tempat. Terimakasih atas waktu yang kau bagi begitu saja untukku. Atas setiap keseriusanmu menanggapi keluh abstrakku. Atas pembelajaran alam dan keterhubungan satu dengan yang lainnya. Sampai pada ujung 'bahwa tidak ada yang kebetulan'.
Aku percaya apa yang kamu alami, goncangan yang sudah kamu lewati lebih dari dahsyat. Mendobrak dirimu sendiri untuk keluar tanpa ada lagi kekang. Dan aku butuh waktu untuk memperbaiki dan memulai menyelami diriku sendiri. Apa sebenarnya hal yang aku cari. Tujuan hidup yang didambakan seorang Rezki. Keluar dari kotak pemetaan yang terus saja mengintai dengan lolongan ketakutan. Aku masih berjalan, sedikit berlari, dan terjatuh untuk merasakan 'aku'. Aku yang malah sering menomor duakan diriku, aku yang masih saja goyah dan cengeng jika dihadapkan pada sebuah konflik. Belum menemukan warna yang menjadi identitasku.
Mau kabur saja rasanya untuk terus mengetahui betapa berharganya aku. Seberapa dunia membutuhkanku. Seberapa tinggi puncak yang bisa aku daki. Sampai sekokoh apa aku untuk menghadapi dunia nyata. Seberapa besar semesta mendukungku, atau malah menolak mentah-mentah "rencana apik" ku. Begitu kompleks untuk tahu semua hal di dunia. Namun aku yakin, jika niat kita baik, dimulai dan dijalani dengan kebaikan pula, maka hasil akhirnya pun insyaAllah baik pula.
Ujian kian datang silih berganti. Semesta akan melihat bagaimana kita memposisikan peran diri menyikapi hal yang ada didepan sana. Bagaimana kita mampu membaca tanda, hingga akhirnya memutuskan untuk 'ya' atau 'tidak'.
Komentar
Posting Komentar