Beberapa orang sengaja duduk lebih lama di malam seusai kumpulan Karangtaruna di desaku. Kami membahas mengenai persiapan nyinom di pernikahan teman kami sambil gojekan. Nah, foto di atas awalnya ide dari salah satu teman. Dan bahuku dipinjam dan diminta agar terlihat pria. Karena bahu ku tidak terlihat bidang, akhirnya aku lah yang jadi pihak wanita.
Sempat aku jadikan display picture di akun BBM beberapa waktu lalu dan banyak tanggapan "cieee" dari teman-teman. Haha, menggelikan. Pasti banyak sekali yang berspekulasi tentang fotoku bersama Vita ( @vitaayusuryaningtyas ) itu. Dari 5 chat yang berkomentar, hanya satu orang yang benar-benar ingin tahu dan konfirmasi siapa yang aku rangkul bahunya dalam foto. Entah komentar atau judgement apa saja yang terlintas di kontak BBM ku yang melihat foto itu.
Ironisnya, saat berita beredar tanpa akar yang jelas, 'judgement' sepertinya lebih dipilih orang pada umumnya dibanding konfirmasi langsung pada yang bersangkutan. Terlebih jika suatu hari mendengar berita yang heboh dan mengejutkan. Langsung saja disebar tanpa melakukan kroscek dahulu. Kalo orang jawa bilang "jarene" atau "katanya". Berawal dari 'katanya-katanya' akan timbul banyak spekulasi tentang sebuah kejadian. Semakin beredar berita yang belum tentu benar, semakin aneh-aneh saja versinya.
Contoh :
Berita asli : Dori masak buat suaminya, tapi keasinan.
- Dori masak keasinan, suaminya sampe nyengir-nyengir.
- Dori salah ngasih bumbu di masakannya, suaminya nyengir plus disindir.
- Dori dimarahin suaminya karena masakannya asin dan ga enak.
- Dori dituduh meracuni suaminya karena rasa masakannya aneh dan buat perut mulas.
- Dori meracuni suaminya sendiri dengan masakannya karena diduga suami asik dengan wanita lain saat keluar rumah.
Dhuaaarrrr..
Semakin banyak bumbu yang ditambahkan, semakin sedap masakan yang dihidangkan. Itu hanya contoh kecil saja. Belum lagi kalo menyangkut moral dan kasus penting lainnya.
Banyak sekali berita yang dikemas dengan gambar dan judul yang memikat mata dalam sekejap, ya memang begitulah rumus headline (menciptakan judul yang menarik dan membuat orang yang melihat ingin membacanya). Namun sekarang tak sedikit yang ternyata hanya jebakan batman. Gambar dan judul yang tak sinkron dengan isi. Karena nama sama dengan salah satu public figure, foto yang dipampang ya foto yang mampu menarik mata para pembaca.
Yang lebih menakutkan ketika Hadist atau ayat Al Quran dipalsukan di dunia maya. Dan itu sudah terjadi. Dilema memang ketika kita menginginkan browsing di internet adalah cara cepat mencari solusi atau pertanyaan seputar agama Islam namun isinya malah disesatkan. Satu gambar saja mampu memunculkan beragam spekulasi tanpa batas dan bisa dikatakan liar.
Kita sebagai pengguna situs internet dituntut lebih pintar dan bijak lagi dalam membaca berita. Tak semua hal ditelan mentah-mentah dan setengah matang. Tidak semua hal untuk dishare seenaknya tanpa ada kejelasan yang pasti di dalamnya.
Sempat aku jadikan display picture di akun BBM beberapa waktu lalu dan banyak tanggapan "cieee" dari teman-teman. Haha, menggelikan. Pasti banyak sekali yang berspekulasi tentang fotoku bersama Vita ( @vitaayusuryaningtyas ) itu. Dari 5 chat yang berkomentar, hanya satu orang yang benar-benar ingin tahu dan konfirmasi siapa yang aku rangkul bahunya dalam foto. Entah komentar atau judgement apa saja yang terlintas di kontak BBM ku yang melihat foto itu.
Ironisnya, saat berita beredar tanpa akar yang jelas, 'judgement' sepertinya lebih dipilih orang pada umumnya dibanding konfirmasi langsung pada yang bersangkutan. Terlebih jika suatu hari mendengar berita yang heboh dan mengejutkan. Langsung saja disebar tanpa melakukan kroscek dahulu. Kalo orang jawa bilang "jarene" atau "katanya". Berawal dari 'katanya-katanya' akan timbul banyak spekulasi tentang sebuah kejadian. Semakin beredar berita yang belum tentu benar, semakin aneh-aneh saja versinya.
Contoh :
Berita asli : Dori masak buat suaminya, tapi keasinan.
- Dori masak keasinan, suaminya sampe nyengir-nyengir.
- Dori salah ngasih bumbu di masakannya, suaminya nyengir plus disindir.
- Dori dimarahin suaminya karena masakannya asin dan ga enak.
- Dori dituduh meracuni suaminya karena rasa masakannya aneh dan buat perut mulas.
- Dori meracuni suaminya sendiri dengan masakannya karena diduga suami asik dengan wanita lain saat keluar rumah.
Dhuaaarrrr..
Semakin banyak bumbu yang ditambahkan, semakin sedap masakan yang dihidangkan. Itu hanya contoh kecil saja. Belum lagi kalo menyangkut moral dan kasus penting lainnya.
Banyak sekali berita yang dikemas dengan gambar dan judul yang memikat mata dalam sekejap, ya memang begitulah rumus headline (menciptakan judul yang menarik dan membuat orang yang melihat ingin membacanya). Namun sekarang tak sedikit yang ternyata hanya jebakan batman. Gambar dan judul yang tak sinkron dengan isi. Karena nama sama dengan salah satu public figure, foto yang dipampang ya foto yang mampu menarik mata para pembaca.
Yang lebih menakutkan ketika Hadist atau ayat Al Quran dipalsukan di dunia maya. Dan itu sudah terjadi. Dilema memang ketika kita menginginkan browsing di internet adalah cara cepat mencari solusi atau pertanyaan seputar agama Islam namun isinya malah disesatkan. Satu gambar saja mampu memunculkan beragam spekulasi tanpa batas dan bisa dikatakan liar.
Kita sebagai pengguna situs internet dituntut lebih pintar dan bijak lagi dalam membaca berita. Tak semua hal ditelan mentah-mentah dan setengah matang. Tidak semua hal untuk dishare seenaknya tanpa ada kejelasan yang pasti di dalamnya.
with |
Komentar
Posting Komentar